Jakarta, 3 Februari 2014 – Dokumen IPO PT Intermedia Capital (IMC), anak perusahaan PT Visi Media Asia, Tbk (VIVA) yang menjalankan ANTV, sudah dikirimkan kepada Otoritas Jasa keuangan. Apabila disetujui, saham perusahaan ini akan didaftarkan di Bursa Efek Indonesia pada Maret 2014.
Perusahaan menggunakan laporan keuangan September 2013 sebagai basis penawaran ini dan mencatatkan total ekuitas mencapai Rp 2 triliun. Adapun, total modal disetor perusahaan sekitar Rp 600 miliar.
Sedianya, jumlah maksimal saham yang akan dilepas adalah sebesar 20%. VIVA kini memegang 99,99% saham IMC. Penjamin emisi IPO ini adalah PT Ciptadana Securities dan PT Sinarmas
IMC tidak memiliki utang karena seluruh utang jatuhnya ke VIVA. Oleh karena itu, sebagian dana hasil IPO akan digunakan untuk membayar utang VIVA. VIVA akan ikut menjual kepemilikan sahamnya di IMC bersamaan dengan saham baru IMC yang akan dilepas melalui IPO.
AFN melihat beberapa point yang perlu diperhatikan dalam IPO ini, baik terkait dengan emiten barunya (IMC) maupun induknya (VIVA):
1. ANTV maupun TV One di dalam pernyataannya sendiri pada public expose sebelumnya, bukanlah perusahaan media yang memiliki pangsa pasar yang signifikan di Indonesia. Hal ini ditambah dengan belum terlihatnya strategi yang kuat, membuat ANTV dan TV One akan sulit bersaing untuk merebut pangsa pasar dari stasiun TV lainnya.
2. Pelepasan 20% dari IMC akan berakibat kepada menurunnya laba bersih yang diterima pemegang saham VIVA karena sebagian laba berasal dari ANTV.
3. Dana IPO yang akan digunakan untuk pembayaran utang akan menguntungkan pemilik VIVA, karena beban keuangannya akan turun dan pembatasan-pembatasan dapat dilepaskan, seperti gadai saham, penjualan aset dan sebagainya.
4. Sayangnya langkah IPO untuk membayar utang ini akan menjadi kurang menguntungkan bagi pemegang saham baru IMC karena pendapatan dan laba diperkirakan tidak akan berbeda jauh dengan kinerja historis.
5. Industri media tahun 2014 akan lebih semarak dengan adanya pesta demokrasi, dan ini akan meningkatkan pendapatan dan laba di semua stasiun TV. Artinya, kinerja tahun pertama IPO perlu diperlakukan sebagai anomali bagi para investor yang konservatif, dan peluang mengambil laba bagi investor yang agresif.
Informasi tentang rencana IPO anak usaha ini tidak menggerakkan saham VIVA yang flat di Rp 277/ saham.
Securities.
No comments:
Post a Comment