Friday, June 21, 2013

Industri Kertas Tiarap, ALDO dan FASW Boleh Dilirik

Kenaikan harga BBM bersubsidi berpotensi menyebabkan kinerja industri pulp & kertas menjadi kian merosot bahkan bisa menimbulkan kerugian besar. Beberapa perusahaan terbuka yang masih kuat menghadapi kenaikan ini adalah ALDO dan FASW.

Ada empat perusahaan yang memiliki marjin laba kotor yang lebih tinggi daripada rata-rata industri. Hal ini dapat menahan keempat perusahaan ini menderita kerugian akibat kenaikan harga BBM bersubsidi.

 Tapi yang memiliki imbal hasil atas ekuitas (ROE) adalah yang paling memiliki nilai tambah bagi investor, yaitu Alkindo Naratama (ALDO) dan Fajar Surya Wisesa (FASW).

ALDO memiliki aset dan kapitalisasi pasar yang paling kecil, dibandingkan FASW yang 20 kali lebih besar dari ALDO. Karenanya FASW pun memiliki cushion yang lebih tinggi daripada ALDO.

 Selain itu ALDO dan FASW mencatat rasio likuiditas yang lebih solid dibandingkan lainnya, yaitu rasio EBITDA terhadap biaya keuangan dan rasio liabilitas terhadap ekuitas.
AFN merekomendasikan ALDO dan FASW karena beberapa hal:
1. Marjin kotor ALDO dan FASW lebih dari rata-rata industri, sementara marjin bersih keduanya masih lebih tinggi dari sebagian saham kertas lainnya. ROE ALDO dan FASW tertinggi, sementara marjin EBITDA juga tertinggi kecuali dibandingkan TKIM;

2. ALDO memiliki perputaran aset yang tinggi, yaitu 1,53 kali. Sementara hari persediaan ALDO adalah yang paling rendah, artinya barang yang diproduksi ALDO paling cepat habis dan tidak membutuhkan biaya pergudangan yang tinggi;

3. ALDO memiliki tingkat utang yang lebih rendah daripada rata-rata industri, sementara rasio EBITDA terhadap beban keuangannya tertinggi. Artinya ALDO memiliki kemampuan terbesar untuk membayar utang dan beban keuangannya;

Namun AFN juga memberikan sinyal hati-hati dalam berinvestasi di ALDO  dan FASW karena harganya yang sudah mahal. PER dan PBV ALDO tercatat 25,37x dan 3,81x; sementara FASW 22,30x dan 3,24x.