Friday, July 19, 2013

Laba Bersih Bank Jabar Banten Naik 24%



Jakarta, 19 Juli 2013 - Bank Jabar dan Banten, Tbk. BJBR membukukan kenaikan laba bersih mencapai Rp. 145 miliar atau 24% menjadi sebesar Rp. 745 miliar pada kuartal pertama 2013 dibanding periode yang sama tahun lalu sebesar Rp. 600 miliar 

Kenaikan laba ini didorong oleh pertumbuhan pendapatan bunga sebesar 17% menjadi Rp. 3,9 triliun dari sebelumnya Rp. 3,4 triliun. Dari sisi pendapatan operasional, BJBR membukukan kenaikan 114% menjadi Rp. 680 miliar dibanding tahun lalu sebesar Rp. 318 miliar. BJBR berhasil menekan beban bunga menjadi sebesar Rp. 1,54 triliun atau turun 2% dibanding periode yang sama tahun lalu sebesar Rp. 1,56 triliun. Penurunan beban bunga ini karena BJBR berhasil mencatatkan kenaikan giro dan tabungan sebagai pendanaan dengan biaya rendah.

Tabungan BJBR meningkat 28% menjadi Rp. 7,97 triliun dari sebelumnya Rp. 6,2 triliun, sementara simpanan giro BJBR naik 48% menjadi Rp. 17,6 triliun dari sebelumnya Rp. 11,8 triliun. Sedangkan deposito berjangka yang memberikan porsi biaya bunga tinggi mencatatkan penurunan 7% menjadi Rp. 29,5 triliun dari sebelumnya Rp. 31,7 triliun. Secara keseluruhan dana pihak ketiga BJBR meningkat 11% menjadi Rp. 55 triliun dari sebelumnya Rp. 49,8 triliun.

Dari sisi kredit, BJBR mencatatkan pertumbuhan kredit Rp. 11,9 triliun atau 36% yoy menjadi sebesar Rp. 45,2 triliun d. Kredit UMKM tercatat sebesar Rp. 5,2 triliun atau turun dari Rp. 5,4 triliun dibanding semester pertama tahun lalu. Kredit UMKM sebesar 11,6 % dari total kredit. Sementara kredit properti tercatat naik tajam, 70% menjadi Rp. 2,9 triliun dari sebelumnya Rp. 1,7 triliun. Tapi kredit properti hanya berkontribusi 6% dari total kredit. 

Namun, kualitas kredit BJBR menurun. Kredit dalam kelompok kurang lancar, diragukan atau macet pada periode semester pertama 2013 ini sebesar Rp. 1,1 triliun. Non performing loan (NPL)  bruto tercatat sebesar 2,47% atau naik dari 1,62% sementara NPL netto naik tipis menjadi 0,52% dari sebelumnya 0,56% . 

BJBR mencatatkan kenaikan permodalan sebesar 12%. Modal inti dan modal pelengkap BJBR tercatat sebesar Rp. 5,66 triliun dari sebelumnya Rp. 5,06 triliun. Return on equity atau tingkat pengembalian modal tercatat naik menjadi 35% dari sebelumnya hanya 33%. Sementara dari sisi  aset produktif sebesar 20% menjadi Rp. 71 triliun dari sebelumnya Rp. 59,7 triliun. Namun, return on asset periode ini turun menjadi 2,57% dibanding tahun lalu sebesar 2,63%. 

Harga saham BJBR saat ini sebesar Rp. 1.190 per saham. Deutsche Bank dalam risetnya 9 Juli 2013 lalu merekomendasikan buy untuk BJBR dengan target harga Rp. 1.580.  Tercatat Price to Book Value BJBR pada akhir semester I 2013 ini sebesar 1,9 kali dengan Price Earning Ratio sebesar 7,74 kali. 

AFN  ingin investor waspada terhadap kenaikan kredit macet dari bank sendiri. Kredit macet tercatat sebesar Rp. 747 miliar atau naik 3 kali dibanding tahun lalu sebesar Rp. 233 miliar. Kenaikan tertinggi dari sektor non UMKM yang naik menjadi Rp. 462 miliar dari sebelumnya Rp. 27 miliar.


Sisi positifnya, BJBR dengan modal lebih dari Rp. 5 triliun termasuk golongan BUKU III dan bank ini dapat melakukan kegiatan usaha bank dalam bentuk rupiah maupun valuta asing. BUKU III juga dapat menyertakan modal pada lembaga keuangan di Indonesia dan wilayah regional Asia.