Sunday, October 26, 2014

Kabinet Jokowo: Not the Dream Team

Jakarta, 27 Oktober 2014 – Kabinet baru sudah terbentuk, namun tidak semua orang puas karena banyak dari anggotanya belum berpengalaman di politik. Reaksi pasar pada hari ini negatif dengan volume likuiditas turun. ASCEND memperkirakan pasar masih bereaksi moderat dan fokus kepada pencarian informasi mengenai nama-nama menteri dan bagaimana ekspektasi kebijakan-kebijakan mereka ke depan.

Beberapa menteri yang dipertanyakan adalah Susi Pudjiastuti (Menteri Kelautan dan Perikanan), Saleh Husin (Menteri Perindustrian), Sudirman Said (Menteri ESDM), dan Rachmat Gobel (Menteri Perdagangan), dan

Susi Pudjiastuti merupakan wanita lulusan SMP yang berhasil mendirikan Susi Air dan menyediakan pesawat ke pedalaman. Pengalamannya di manajerial masih sedikit karena perusahaan yang dibentuknya baru satu. Sementara perhatiannya kepada kelautan dan perikanan belum tentu dapat menopang kebijakan-kebijakan yang pro terhadap pertumbuhan sektor ini.

Saleh Husin adalah politisi Partai Hanura asal Rote, NTT yang sempat menjabat komisaris di PT. Ades Alfindo Putra Setia, Tbk (air minum Ades). Tidak banyak yang diketahui tentang karir Saleh Husin dan bagaimana perhatiannya kepada dunia perindustrian secara umum.

Sudirman saat ini menjabat sebagai Direktur Utama PT Pindad dan sebelumnya menjabat sebagai sebagai Wakil Direktur PT Petrosea. Menurut Presiden Jokowi, Sudirman Said adalah seorang manajerial yang handal, aktivis anti korupsi, pernah sebagai Direktur Eksekutif Masyarakat Transparansi Indonesia (MTI). Walaupun bagus secara profesional, namun Sudirman harus berjuang untuk mampu mengatasi konflik-konflik politik yang mewarnai sektor strategis ini tanpa terjatuh ke dalam lubang korupsi seperti pendahulunya, Jero Wacik.

Rachmat Gobel paska terpilih menjadi menteri perdagangan, melepas jabatannya sebagai direktur di Panasonic Gobel Group. Dengan karirnya sebagai pemimpin di Panasonic, diharapkan ia memiliki semua yang dibutuhkan untuk menjadi menteri perdagangan: kemampuan manajerial, pengendalian yang kuat, kreativitas untuk meningkatkan perdagangan Indonesia, serta sikap anti korupsi.

Selain keempat menteri di atas, secara umum hanya sedikit menteri yang telah diprediksi dan mampu menimbulkan sentiment positif kepada pasar. ASCEND melihat bahwa hanya dua faktor yang mampu mendorong kabinet ini mampu bekerja dengan baik: (1) Kepemimpinan Jokowi untuk dapat menggabungkan semua orang dengan ragam dan rupa kemampuan ini, serta (2) tidak ada lagi penyelewengan-penyelewengan baik di tingkat menteri maupun bawahnya sehingga kinerja secara umum akan membaik tanpa melihat siapa pemimpinnya.