Tuesday, February 24, 2015

Darma Henwa Catatkan Laba Bersih

Jakarta, 25 February 2015 – PT Darma Henwa, Tbk (DEWA) akhirnya mencatatkan laba bersih setelah mengalami 3 tahun kerugian berturut-turut. Laba bersih tercatat US$ 356.705 atau Rp 0.20/lembar, didorong oleh peningkatan pendapatan 6% menjadi US$ 234,66 juta.

Darma Henwa, perusahaan penyedia jasa pertambangan terintegrasi, berkapitalisasi Rp 1,09 triliun, selama 3 tahun terakhir tertekan karena prospek industry pertambangan yang kurang menguntungkan. Tahun ini perseroan berhasil mencatatkan pertumbuhan pendapatan 6% menjadi US$ 234,66 juta dari sebelumnya US$222,03 juta, walaupun belum mencapai level yang pernah dicatat perseroan pada tahun 2012 sebesar US$ 335 juta.  

Namun tahun ini dengan pertumbuhan laba kotor disertai dengan penurunan biaya bahan bakar, penurunan penyusutan, serta penurunan biaya perbaikan dan pemeliharaan. Penurunan biaya-biaya ini dikarenakan kurangnya pesanan tahun lalu sehingga memberikan kesempatan perusahaan untuk menyusun strategi ulang atas biaya-biaya ini, salah satunya dengan meningkatkan peran subkontraktor untuk mengurangi biaya-biaya sendiri.

Perseroan juga menurunkan utang jangka panjangnya sehingga rasio utang jangka panjang terhadap ekuitas turun menjadi 0,08 kali dari sebelumnya 0,15 kali. Salah satu utang yang banyak dilunasi adalah utang sewa pembiayaan, terutama kepada PT Hitachi Construction Machinery Finance Indonesia, prinsipal utama perseroan. Ini mengakibatkan beban bunga turun menjadi hanya US$ 2,42 juta dari sebelumnya US$ 3,73 juta.

Baru-baru saja Perseroan membeli PT Cipta Multi Prima, perusahaan yang bergerak di bidang jasa, pembangunan, perbengkelan, perdagangan dan pengangkutan darat. Perusahaan tersebut nantinya akan memperkuat bisnis DEWA di bidang jasa kontraktor pertambangan. Nilai pembelian tersebut mencapai Rp 21 miliar untuk membeli 99% saham dari kedua pemegang saham terdahulu.

Sebelumnya Perseroan juga telah mendapatkan proyek jasa pertambangan bawah tanah (underground) pertama dari Grup Bakrie  yaitu PT Dairi Prima Minerals senilai US$ 141 juta.  Kegiatan yang akan dilakukan Darma Henwa mencakup mengupas tanah (overburden), menyiapkan lahan untuk pabrik pengolahan serta menyiapkan areal untuk kegiatan produksi di Blok Anjing Hitam, Sumatra Utara.


Diharapkan dengan pelebaran bisnis ini ke depannya Darma Henwa akan lebih baik dalam pencatatan pertumbuhan dan laba, dan mampu mengangkat harga saham dari Rp 50 saat ini.