Thursday, November 7, 2013

Kinerja Triwulan III Positif, Bank Jabar Banten Raih idAA-



Jakarta, 8 November 2013 – PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten, Tbk (BJBR) baru saja mendapatkan hasil pemeringkatan untuk obligasinya VI dan VII. Kedua obligasi Bank Jabar Banten itu mendapat peringkat idAA- (Double A Minus) dengan outlook stabil. 



Sumber: Presentasi Perusahaan untuk Analyst Meeting 3Q2013
Beberapa hal yang mendasari dikeluarkannya peringkat tersebut adalah posisinya yang kuat di industri perbankan Indonesia, pasar captive yang dimilikinya di propinsi Jawa Barat dan Banten, serta kapitalisasinya yang kuat.  

Namun ada peringkat lebih tinggi tidak dapat diberikan karena tingkat kualitas kredit yang rendah, tercermin dari NPL yang tinggi, serta konsentrasi yang tinggi di dana pihak ketiga dari deposito yang berbiaya mahal.

Obligasi yang diperingkat adalah Obligasi VI Seri B Tahun 2009, Obligasi VII Seri A, B, C tahun 2011, senilai Rp 2,4 triliun. 

Obligasi VI Seri B akan jatuh tempo pada tanggal 10 Juli 2014 dengan nilai nominal Rp 400 miliar dan tingkat suku bunga yang diberikan tetap sebesar 12,50%. Obligasi ini dijamin dengan seluruh harga kekayaan Bank, bukan dengan jaminan khusus. 

Obligasi VII terdiri dari 3 seri (A,B,C) dengan total Rp 2 triliun. Seri A dengan nominal Rp 276 miliar akan jatuh tempo tanggal 9 Februari 2014 dan berbunga 9,2%. Seri B memiliki nominal Rp 601 miliar, jatuh tempo tanggal 9 Februari 2016 dan berbunga 10,2%. Seri C yang memiliki nominal terbesar yaitu Rp 1,12 triliun akan jatuh tempo tanggal 9 Feburari 2018 dan berbunga 10,4%. 

Kinerja triwulan III Bank Jabar Banten tercatat positif dengan pendapatan bunga bersih di Rp 3,6 triliun dan menghasilkan laba bersih Rp 1,1 triliun. Marjin pendapatan bunga (NIM) tinggi di 8% telah mendukung peningkatan laba bersih 15,9% ini. 

Sumber: Presentasi Perusahaan untuk Analyst Meeting 3Q2013
Kredit yang disalurkan Bank Jabar Banten mencapai Rp 44,1 triliun, dibiayai oleh dana pihak ketiga sebesar Rp 56,6 triliun. Sebagian besar kredit disalurkan pada segmen konsumer yaitu sekitar 63% atau Rp 27,87 triliun. NPL Bruto 2,5%, lebih tinggi daripada yang ditargetkan di kisaran 1,5-2,0%. 

Total aset tercatat Rp 75,9 triliun dan ekuitas Rp 6,44 triliun. Kasnya kuat di Rp 1,77 triliun.  Tingkat imbal hasil yang didapat pemegang saham adalah 23,5%, angka yang cukup tinggi.