Wednesday, November 5, 2014

Laba Duta Anggada Melonjak 270%

Jakarta, 6 November 2014 – PT Duta Anggada Realty, Tbk (DART) mencatatkan lonjakan pendapatan sampai 77% menjadi Rp 992,27 miliar dan laba bersihnya juga melonjak 270% menjadi Rp 99,69 miliar. Kinerja yang baik ini didukung oleh pertumbuhan penjualan unit strata dan penurunan beban keuangan.

Pertumbuhan pendapatan 77% disebabkan oleh kenaikan pendapatan penjualan unit strata sampai dengan 173% menjadi Rp 678,72 miliar dari sebelumnya Rp 249 miliar. Pendapatan sewa naik 8% menjadi Rp 197,64 miliar dari sebelumnya Rp 183,39. Sementara pendapatan dari jasa pemeliharaan dan lain-lain turun.

Beban keuangan sebaliknya, turun 43% menjadi Rp 53,96 miliar dari sebelumnya Rp 94,32 miliar. Penurunan ini disebabkan oleh turunnya beban pembiayaan dari utang bank dan tidak adanya bunga obligasi aktivitas pendanaan sampai tidak ada sama sekali.

Penurunan bunga ini juga meningkatkan rasio EBITDA pada beban keuangan secara drastik menjadi 8,06 kali dari sebelumnya hanya 3,17 kali padahal rasio utang atas aset relative tidak berubah di 0,36 kali.  Rasio utang jangka panjang atas ekuitas juga relative tidak berubah di 0,42 kali.

Kinerja profitabilitas meningkat secara signifikan terutama pada marjin laba bersih yang membaik jadi 31,6%, sementara imbal hasil atas ekuitas naik jadi 29,8% dari sebelumnya hanya 6,2%. Tingkat perputaran aset juga meningkat 0,60 kali dari sebelumnya 0,17 kali.

ASCEND melihat bahwa emiten pembangun beberapa gedung ternama di Indonesia, seperti Bursa Efek Jakarta, Plaza Bapindo dan City Walk Sudirman, dan sebagainya memiliki prospek yang baik. Perusahaan pemeringkat, Fitch, memberikan peringkat B kepada obligasi yang akan diterbitkan oleh Duta Anggada. 


Risiko yang menjadi perhatian dari Fitch adalah keterbatasan diversifikasi proyek yang dialami oleh perusahaan dibandingkan peersnya. Proyek-proyek perusahaan sebagian besar adalah gedung pencakar langit di Jakarta. Ketergantungan perusahaan terhadap siklus property komersial dan industrial ini perlu dimitigasi terutama dengan kondisi pasar property di Jakarta yang mulai tersaturasi.