Wednesday, February 25, 2015

Astra Graphia Catat Laba Naik 25% karena Penurunan Biaya Pendapatan dan Penjualan Investasi

Jakarta, 26 Februari 2015 – PT Astra Graphia, Tbk, anak perusahaan Grup Astra yang bergerak di bidang solusi dokumen dan solusi teknologi informasi dan komunikasi, mencatatkan pertumbuhan laba bersih sampai dengan 25% dengan hanya didorong pertumbuhan pendapatan 1%. Kenaikan laba bersih ini didorong juga oleh keuntungan dari divestasi, keuntungan selisih kurs, dan penurunan biaya pendapatan.

Pendapatan Perseroan pada tahun 2014 tercatat Rp 2,28 triliun dari sebelumnya Rp 2,26 triliun. Pendapatan tersebut berasal dari dua bidang utama Perseroan yaitu Solusi Dokumen, senilai Rp 1,44 triliun atau 63% dari total pendapatan; dan Solusi Teknologi Informasi dan Komunikasi senilai Rp 907,04 miliar.

Laba kotor Perseroan tercatat naik 4% menjadi Rp 681,83 miliar terutama karena penurunan biaya pendapatan di bisnis Solusi Dokumen sampai dengan 7,58% menjadi hanya Rp 872,03 miliar dari sebelumnya Rp878,69 miliar. Padahal pendapatan dari Solusi Dokumen naik 2%.

Bersamaan dengan itu, Perseroan juga menjual investasi pada entitas joint venturenya. PT Agit Monitise Indonesia (PT AMI) adalah entitas yang didirikan bersama-sama oleh Perseroan dan Monitise Asia Pacific Limited, Hong Kong pada tahun 2011, di mana saham Perseroan adalah 51%.  PT AMI bergerak di bidang penyediaan platform yang mampu memberi dukungan software dan solusi terhadap layanan mobile banking, mobile payment dan mobile commerce bagi bank, lembaga keuangan, serta mobile operators, dan mobil wallets bagi masyarakat yang tidak memiliki rekening bank. Sampai dengan Juni 2014, PT AMI mencatatkan pendapatan Rp 246 juta dan jumlah asset Rp 59,23 miliar.

Pada Juni 2014, Perseroan menjual saham PT AMI kepada partnernya, Monitise Plc, senilai US$ 12,02 juta atau sekitar 150,25 miliar. Tapi karena Perseroan membeli lisensi perangkat lunak yang dimiliki oleh PT AMI dan ada layanan 3 tahun yang akan diberikan oleh Perseroan kepada PT Monitise Mobile Indonesia, maka hasil penjualan bersih dari PT AMI adalah Rp 68,78 miliar. Keuntungan penjualan joint venture ini mencapai Rp 43,37 miliar.

Selain itu Perseroan juga mencatatkan keuntungan selisih kurs Rp 3,60 miliar, dimana tahun lalu pos tersebut negative Rp 11,63 miliar.

Kombinasi ketiganya menghasilkan peningkatan laba bersih 25% menjadi Rp 260,22 miliar atau Rp 192,93/lembar.

ASCEND juga mengamati bahwa ada peningkatan utang dan beban keuangan yang cukup signifikan pada tahun 2014. Utang jangka panjang naik menjadi Rp 59,47 miliar dari sebelumnya Rp 47,96 miliar karena sewa pembiayaan. Tanggal 25 Maret Perseroan kembali melakukan perjanjian pembiayaan 3 tahun dengan PT Hewlett-Packard Finance Indonesia untuk pembelian mesin server sebesar Rp 30 miliar.

Akibatnya beban keuangan naik dua kali lipat menjadi Rp 5,54 miliar dari sebelumnya Rp 1,40. Rasio EBITDA terhadap beban keuangan turun jadi 84,17 kali dari sebelumnya 276,17 kali. Posisi keuangan paska kenaikan utang ini masih sangat kuat.  


Dengan rasio harga terhadap laba (P/E) sebesar 10,13 kali dan harga terhadap nilai buku (PBV) sebesar 2,92 kali, maka pasar masih terlihat apresiatif terhadap saham Astra Graphia yang berkapitalisasi Rp 2,64 triliun ini. Terbitnya laporan keuangan segera mendorong harga saham perusahaan berkode ASGR ini 6,48% ke Rp 1.970, bahkan sempat menyentuh Rp 2.050 (10,81%).