Thursday, March 5, 2015

Kinerja Bank BTN Terendah, Target M&A bagi Bank BUMN Lain

Jakarta, 5 Maret 2015 – Empat bank BUMN telah mengeluarkan laporan keuangan tahunannya dengan pertumbuhan positif dan kinerja yang baik di tengah situasi ekonomi makro yang kurang kondusif, kecuali PT Bank Tabungan Negara, Tbk (BBTN).

Pertumbuhan rata-rata pendapatan bunga bersih ketiga bank BUMN terbesar adalah di atas 20%, kecuali Bank BTN yang sedikit di bawah yaitu 18,77%. Rasio-rasio kinerja Bank BTN juga terlihat di bawah rata-rata ketiga bank BUMN lainnya. NPL Bank BTN lebih tinggi daripada rata-rata di mana NPL Gross mencapai 4,01% sementara ketiga bank lainnya di bawah 2%. Rasio return on equity (ROE) hanya 10,66%, sementara lainnya di atas 20%. Marjin pendapatan bunga (NIM) hanya 4,47% sementara lainnya di atas 5%. Rasio biaya operasional terhadap pendapatan operasional juga mendekati 90% sementara lainnya di bawah 70%.

Kinerja Bank BTN yang di bawah rata-rata bank BUMN ini menjadi salah satu alasan tidak dilibatkannya lagi Bank ini di dalam penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang telah menjadi salah satu cara bank untuk meningkatkan kinerja penanganan risikonya tanpa peningkatan modal minimum (CAR).

Kegagalan Bank BTN untuk menyamai kinerja bank BUMN lain walaupun sama-sama menghadapi tantangan ekonomi makro yang sama, mungkin akan meningkatkan willingness pemerintah untuk menyatukan Bank BTN dengan bank lainnya, seperti PT Bank Negara Indonesia, Tbk (BBNI).

Wacana merger ini memang meresahkan karyawan Bank BTN setelah dikibarkan kembali oleh Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro setelah upaya merger dengan PT Bank Mandiri, Tbk (BMRI) dibatalkan dengan keputusan presiden pada masa Susilo Bambang Yudhoyono. Namun dengan keterbatasan manajemen Bank BTN pada saat ini untuk meningkatkan kompetensi dan kinerjanya secara signifikan, maka pemerintah sebagai pemilik saham terbesar, sekaligus pemangku kepentingan untuk mempertahankan industri perbankan nasional, harus mencari cara agar merger antara bank BUMN dapat berhasil.


Sebelumnya ASCEND telah merekomendasikan merger antara Bank Mandiri dan Bank BNI tetap diteruskan walaupun ada berbagai pro dan kontrak. [baca: Merger Bank Mandiri - BNI, Perlukah? http://fundamental-saham.blogspot.com/2015/02/merger-bank-mandiri-bni-perlukah.html] Padahal kedua bank tersebut memiliki kinerja yang kurang lebih sama, sehingga proses seleksi akan jauh lebih rumit. Maka seharusnya merger antara salah satu bank BUMN dengan Bank BTN akan berlangsung dengan lebih mudah, baik dari sisi bisnis maupun dari sisi akuisisi kompetensi.