Wednesday, October 1, 2014

Tiga Pilar Tambah Modal untuk Besarkan Taro

Jakarta, 2 Oktober 2014- PT Tiga Pilar Sejahtera Food, Tbk (AISA) mengumumkan akan melaksanakan penambahan modal tanpa HMETD senilai Rp 658,35 miliar. Rencananya penambahan modal ini akan digunakan untuk penambahan mesin baru dan memperluas pabrik Taro di Jawa Tengah.

Emiten ingin memperluas kapasitas pabrik Taro seiring dengan rencananya memasukkan snack berbrand kuat ini ke Malaysia dan Cina. Dengan penambahan kapasitas, manajemen memperkirakan penjualan Taro akan berlipat ganda menjadi Rp 816 miliar dibandingkan sebelumnya sekitar Rp 360 miliar.

Selain itu perusahaan juga terus memperbesar lini usaha perkebunan melalui partisipasi publik dengan melepas 20 – 30% saham ke publik. PT Golden Plantations bergerak di bidang industri perkebunan kelapa sawit dengan aset per Juni 2014 sebesar Rp 1,18 triliun dan dimiliki sepenuhnya oleh Tiga Pilar sejak dibeli pada Maret 2014 dari pihak berelasi.  Segera setelah akuisisi tersebut, Golden Plantations melakukan penjualan atas beberapa anak perusahaan untuk konsolidasi internal.  

Saham baru yang akan dikeluarkan adalah 292,6 juta atau 10% dari jumlah saham beredar dengan harga Rp 2.250. Pembeli baru adalah Trophy 2014 Investors Ltd., sebuah private equity yang tidak diketahui manajemennya dan diperkirakan terafiliasi dengan private equity ternama, Kohlberg Kravis Roberts (KKR).  Sebelumnya Trophy telah termasuk di dalam jajaran pemegang saham AISA sebanyak 6,20%. Dengan peningkatan saham ini, maka Trophy akan memiliki lebih dari 15% dari saham emiten.

Saat ini publik memiliki 44,29% saham perusahaan, sementara pemegang saham mayoritas adalah tersebar di beberapa pemilik yaitu PT Tiga Pilar Corpora (14,38%), PT Permata Handrawati Sakti (10,12%), JP Morgan Chase Bank Non Treaty Clients (9,08%), Primanex Limited (8,14%), Primanex Pte Ltd (7,79%) dan Trophy Investors II Ltd (6,20%).

Sepanjang semester I tahun 2014 ini, emiten telah mencatatkan pertumbuhan pendapatan dan laba yang signifikan. Pendapatan naik 37% menjadi Rp 2,45 triliun sementara laba bersih naik 29% menjadi Rp 172,96 miliar.

Beberapa produk yang menjadi andalan emiten adalah beras yang menyumbang 65% dari pendapatan, diikuti oleh mie kering  dan mie instan yang berkontribusi 15%, serta wafer stick dan snack ekstrusi menyumbang 10% dari pendapatan.


ASCEND merekomendasikan investor terus mencermati emiten ini karena memiliki potensi untuk bertumbuh. Akan tetapi saat ini harganya masih cukup mahal bila melihat kepada kapasitas kininya. Rasio harga terhadap laba (PER) mencapai 19,24 kali sementara rasio harga terhadap nilai buku ekuitas (PBV) sudah mencapai 3,08 kali.  Bandingkan ini dengan PER pasar di sekitar 16 kali dan PBV pasar di sekitar 1,5 kali.