Sunday, September 21, 2014

Adhi Karya Jelaskan Penurunan Laba Bersih dan Arus Kas Negatif

Jakarta, 22 September 2014 – PT Adhi Karya (Persero), Tbk (ADHI) di dalam jawaban atas permintaan penjelasan Bursa Efek Indonesia, menjelaskan bahwa penurunan laba bersih yang dicatatkannya pada semester ini disebabkan oleh penurunan pendapatan serta meningkatnya beban pegawai. Sementara arus kas operasional tercatat negatif dikarenakan tahun lalu banyak mendapatkan uang muka.

Adhi Karya mencatatkan penurunan pendapatan 4,1% menjadi Rp 3,19 triliun, diiringi dengan penurunan laba bersih 12,5% menjadi Rp 55,91 miliar. Pendapatan bersih ventura bersama konstruksi (JO), yaitu pendapatan dari proyek-proyek yang dilaksanakan bersama dengan perusahaan lain, turun drastis menjadi hanya Rp 2,97 triliun dari sebelumnya Rp 46,37 triliun. Perusahaan menjelaskan penurunan tersebut dikarenakan telah selesainya banyak proyek-proyek JO terutama proyek Bandara Ngurah Rai Bali dan Bandara Sepinggan.

Perusahaan juga menyatakan adanya kenaikan beban usaha terkait beban pegawai akibat adanya penyesuaian pendapatan pegawai sebesar sekitar 36% untuk menyesuaikan pasar, merupakan salah satu faktor penurunan laba bersih. Beban usaha meningkat 24% menjadi Rp 144,32 miliar. Di dalam beban usaha tersebut, kenaikan terbesar adalah pada beban pegawai sebesar 30% menjadi Rp 77,5 miliar.

Sementara arus kas operasional perusahaan negatif sebesar Rp 1,14 triliun, lebih besar daripada tahun 2013 sebesar Rp 811,72 miliar. Hal ini dikarenakan penurunan penerimaan kas dari pelanggan sebesar 8,18% menjadi Rp 3,71 triliun, sementara pembayaran kepada pemasok relatif sama yaitu Rp 4,64 triliun.

Perusahaan menjelaskan hal ini dikarenakan tahun lalu banyak mendapatkan uang muka, sementara tahun ini turun. Perbandingan antara uang muka diterima dari pelanggan pada tanggal 30 Juni 2014 dan 2013 adalah Rp 649,68 miliar di 2014 dan Rp 828,08 miliar.

Strategi ke depannya, Adhi Karya akan mempercepat tagihan kepada pemberi tugas, mengupayakan penagihan terhadap piutang-piutang bermasalah, serta melakukan seleksi proyek-proyek baru dengan lebih baik terutama terkait uang muka.

Adhi Karya adalah satu-satunya BUMN infrastruktur yang mengalami penurunan pendapatan dan laba bersih. Saat ini, Adhi Karya adalah BUMN infrastruktur dengan nilai buku ekuitas dan kapitalisasi pasar terendah.


Hingga akhir Juni, perusahaan mengklaim telah berhasil memperoleh kontrak baru sebesar Rp3,5 triliun yang masih banyak didominasi oleh proyek-proyek gedung sebesar, jalan dan jembatan. Beberapa proyek tersebut adalah RSUD Kota Banjarbaru, proyek perkuatan Dermaga Tanjung Priok, proyek Jetty dan Coal Handling milik PT Pusri (Persero) Palembang.