Tuesday, February 4, 2014

Anak Usaha Adhi Karya Rencana IPO 2015, Adhi Karya Targetkan Pendapatan Rp 15 Triliun



Jakarta, 5 Februari 2014 - PT Adhi Persada Properti (APP), anak usaha PT Adhi Karya Tbk (ADHI), berencana menggelar penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO) pada 2015. Pengembang properti itu menargetkan perolehan dana sekitar Rp 600-700 miliar.

Untuk pengembangan bisnis, Adhi Persada Properti telah menganggarkan belanja modal (capital expenditure/ capex) sebesar Rp 1,3 triliun pada tahun ini. Perusahaan akan menggunakan pinjaman sebesar Rp 520 miliar untuk membiayai 40 persen capex, dan kas internal Rp 520 miliar untuk mendanai 40 persen capex. Sisanya Rp 260 miliar atau 20% berasal dari Adhi Karya sebagai utang dari induk usaha.

Tahun ini Adhi Properti menargetkan penjualan sebesar Rp 1,15 triliun atau melonjak 96,5 persen dibandingkan realisasi 2013 senilai Rp 585 miliar. Lonjakan pertumbuhan itu akan ditopang oleh 12 proyek yang digarap Adhi Properti hingga tahun depan. Total nilai proyek tersebut mencapai Rp 18,5 triliun.

Rencananya sembilan dari 12 proyek apartemen itu akan selesai di 2014 dan tiga proyek lagi selesai di tahun 2015. Proyek apartemen yang akan dibangun berada di Jakarta,
Bekasi, Bandung, Surabaya, Yogyakarta dan Bali.

Adhi Karya sendiri telah mencatatkan peningkatan pendapatan signifikan yaitu 58,6% menjadi Rp 5,66 triliun sampai dengan akhir September 2013, dengan laba bersih Rp 179,76 miliar, dua kali lipat dari laba bersih tahun sebelumnya.

Adhi Karya menargetkan pendapatan sekitar Rp15 triliun pada 2014, lebih tinggi dibandingkan target pendapatan di 2013 yang mencapai Rp10 triliun.

Di awal tahun, Adhi Karya, melalui anak usahanya yang lain, PT Adhi Persada Gedung, juga akan membangun sebuah area perkantoran di Rawa Bokor, Cengkareng. Selain itu,  Adhi Karya juga tengah membangun lima hotel yang tersebar di sejumlah kawasan. Yakni, Blok M-Jakarta Selatan, Bekasi, Semarang, Surabaya, dan Medan.


Toba Bara Sejahtra Targetkan Peningkatan Produksi



Jakarta, 5 Februari 2014 – PT Toba Bara Sejahtra, Tbk (TOBA) mentargetkan 7,2 – 7,8 juta ton produksi dengan harga jual rata-rata US$63 – 67 per ton. Untuk mendukung target itu dan ekspansi ke depannya, perusahaan telah menganggarkan belanja modal (capex) sebesar US$ 15-24 juta.

Target produksi ini akan ditopang dari PT Adimitra Baratama Nusantara (ABN) yang akan produksi 4,2-4,3 juta ton, PT Trisensa Mineral Utama (TMU) yang akan produksi 1,4-1,6 juta ton naik 200% dari realisasi produksi tahun 2013, dan PT Indomining (IM) yang akan produksi 1,6 -1,8 juta ton.

Toba Bara memberikan ekspektasi harga jual rata-rata akan turun sedikit di tahun 2014 menjadi US$ 63 – 67 per ton dari tahun 2014 yang kisarannya mencapai US$ 63 – 70 per ton. Harga jual rata-rata tertinggi akan disumbangkan oleh ABN yang juga berkontribusi kepada volume produksi tertinggi yaitu US$ 66 – 68 per ton untuk GAR 52 – 56. Sementara itu TMU dan IM ditargetkan menjual dengan harga rata-rata US$ 54 – 56 per ton dan US$ 57 – 59 per ton.

Stripping ratio diperkirakan juga akan turun sedikit menjadi 12,9 – 13,3 dari tahun 2013 yang tercatat 13,4. Penurunan ini akan berakibat kepada potensi penurunan beban produksi perusahaan.

Belanja modal perusahaan akan dialokasikan sebagian besar untuk kompensasi penggunaan lahan dan eksplorasi di anak usaha, TMU, yang diharapkan akan menjadi pendorong utama pertumbuhan. Sisanya akan digunakan untuk operasi dan infrastruktur di kedua anak perusahaan lainnya, serta US$ 9 juta untuk pembangunan pabrik minyak sawit.

Toba Bara telah menetapkan tahun 2014 ini sebagai tahun “Pertumbuhan dan Integrasi” setelah tahun 2013 diisi dengan strategi-strategi konsolidasi dan efisiensi. Tahun ini perusahaan akan fokus pada efisiensi biaya di semua level, peningkatan pertumbuhan produksi, mencari cadangan lain melalui eksplorasi internal dan akuisisi eksternal, perkuatan kualitas sumber daya manusia, serta peningkatan pemasaran.

Tahun 2013 sampai dengan September, Toba Bara mencatatkan peningkatan penjualan sebesar 18% menjadi setara Rp 3,21 triliun. Laba bersih tercatat Rp 94,39 miliar atau laba bersih per saham tercatat Rp 46/ saham. Saham Toba Bara diperdagangkan pada PER 11,4 kali dan PBV 1,4 kali, tergolong rendah dibandingkan dengan beberapa peersnya yang berkapitalisasi pasar lebih besar.