Monday, November 18, 2013

Permintaan Otomotif Naik, Pendapatan dan Laba Ban Tertekan


Jakarta, 18 November 2013 – Sektor otomotif melaporkan kenaikan permintaan di Oktober (y-o-y) 4,9% di tengah kondisi kenaikan suku bunga. Akan tetapi hal ini tidak tercermin dari pertumbuhan pendapatan emiten ban yang malah negatif pada tahun ini.

Setelah penjualan otomotif mencapai puncaknya di September akibat liburan panjang, permintaan di bulan Oktober sedikit turun bila dilihat per bulannya. Tetapi secara tahunan, terjadi kenaikan penjualan 4,9%  mencapai 1,02 juta unit selama 10 bulan ini. Angka ini kira-kira sudah 91% dari target tahunan.

Tapi pertumbuhan penjualan ini tidak terefleksi di dalam pertumbuhan pendapatan emiten ban. PT Gajah Tunggal, Tbk (GJTL) mencatatkan pertumbuhan pendapatan negatif (-2,9%) menjadi Rp 9,11 triliun. Sementara pendapatan PT Goodyear Indonesia, Tbk (GDYR) turun 5,3% menjadi Rp 1,19 triliun di triwulan II (laporan keuangan triwulan III belum terbit).

Satu-satunya yang mencatat pertumbuhan pendapatan positif adalah PT Multistrada Arah Sarana, Tbk (MASA) yang naik 0,5% menjadi Rp 2,91 triliun, tetapi mencatatkan laba bersih yang kecil yaitu Rp 14,71 miliar karena peningkatan biaya keuangan. Rasio P/E mencapai  168,60, yang tidak dapat diinterpretasikan karena laba bersih yang terlalu kecil. Padahal PBV masih lebih rendah dari 1, yaitu 0,75x.

Sampai saat ini Gajah Tunggal masih memiliki kapitalisasi pasar terbesar yaitu Rp 6,38 triliun, sementara Multistrada kedua terbesar dengan kapitalisasi Rp 3,31 triliun. Multistrada mempertahankan marjin EBITDA di 15,6%, tertinggi di antara semuanya, sementara ROE Gajah Tunggal masih terbesar di 4,8%.

Untuk masalah efisiensi, tingkat perputaran dan produktivitas, ketiganya relatif bersaing. Perbedaan yang tampak dari ketiganya adalah pada struktur modal, dimana Gajah Tunggal memiliki rasio liabilitas terhadap ekuitas terbesar, namun masih di atas standar minimum bila mengacu kepada rasio interest coverage (EBIT/ beban keuangan) yang 1,60x. Artinya Gajah Tunggal masih mampu memenuhi kewajiban bunganya dari laba sebelum pajak dan bunganya.