Monday, September 22, 2014

Bakrie Sumatra Plantations Hadapi Kemungkinan Default

Jakarta, 22 September 2014 – PT Bakrie Sumatra Plantations, Tbk (UNSP) mengakui belum melakukan pembayaran bunga, dan dapat menghadapi tuntutan gagal bayar apabila proses negosiasi tidak berhasil.

Di dalam laporan keterbukaannya kepada Bursa Efek Indonesia, Bakrie Sumatra menyatakan belum melakukan pembayaran bunga atas wesel bayar sebesar ekuivalen Rp 865,43 miliar pada 31 Maret 2014. Perusahaan telah menunjuk Bank of New York sebagai wali amanat, agen pembayaran dan pencatatan.

Wesel bayar tersebut digunakan untuk membiayai peningkatan investasi pada saham Agri International Resources Pte., Ltd, anak perusahaan, dan  dijamin oleh PT Bakrie Pasaman Plantations, PT Agrowiyana, PT Agro Mitra Madani, PT Huma Indah Mekar dan PT Air Muring, Entitas Anak.

Laporan keuangan semester I -2014 perusahaan belum disampaikan karena sedang melaksanakan audit eksternal. Namun dari laporan keuangan triwulan I-2014 perusahaan, tercatat utang jangka panjang yang jatuh tempo dalam waktu 1 tahun mencapai Rp 3,71 triliun, sementara pinjaman jangka panjang mencapai Rp 6,11 triliun. Angka ini sangat tinggi mengingat nilai buku ekuitas perusahaan hanya Rp 5,27 triliun, sementara pendapatannya hanya Rp 659,21 miliar.

Walaupun tanpa kondisi pasar yang sedang turun sebagaimana diklaim di surat sebelumnya, menurut ASCEND, Bakrie Sumatra tetap kesulitan untuk melaksanakan pembayaran utang. Perusahaan mencatatkan rugi Rp 186.740 pada triwulan I ini.

Perusahaan mengakui bahwa keterlambatan bayar ini dapat mengakibatkan perusahaan menghadapi event of default. Namun hal ini belum terjadi karena sampai saat ini perusahaan belum menerima notice event of default dari Bank of New York. Untuk mencegah hal ini terjadi, perusahaan sedang melaksanakan negosiasi.


ASCEND belum merekomendasikan Bakrie Sumatra di dalam portofolio investasi, terutama bagi investor jangka panjang, memiliki toleransi rendah pada kerugian, dan berbasis fundamental, walaupun harganya Rp 50.