Tuesday, January 7, 2014

Semen Baturaja, Permata yang Belum Diasah



Jakarta, 8 Januari 2014 – PT Semen Baturaja (Persero), Tbk (SMBR) targetkan kenaikan pendapatan 30% pada tahun ini jadi Rp 1,4 triliun dari ekspektasi tahun 2013 di Rp 1,06 triliun. Kenaikan itu ditopang oleh rencana selesainya pabrik baru berkapasitas 1 juta ton per tahun. Laba bersih dibidik naik menjadi Rp 350 miliar dari tahun sebelumnya Rp 325 miliar, naik 7,7%

Lebih agresif lagi, Semen Baturaja juga mentargetkan pendapatan mencapai Rp 3 triliun di tahun 2016 seiring dengan selesainya pabrik semen berkapasitas 1,85 juta ton per tahun.  Untuk mendukung itu, maka perusahaan baru saja menaikkan rencana investasi menjadi Rp 2,9 triliun dari sebelumnya Rp 2,5 triliun sampai tahun 2016. Kenaikan itu sebagian disebabkan karena pelemahan Rupiah yang cukup signifikan dari waktu rencana awal disusun. Sementara tahun 2014 ini, anggaran modal (capital expenditure) perusahaan direncanakan sebesar Rp 725 miliar, diikuti Rp 1,9 triliun di 2015 dan sisanya untuk tahun 2016.

Sebelumnya Semen Baturaja telah memperoleh dana segar dari penawaran perdana saham (IPO) sebesar Rp 1,3 triliun. Perusahaan telah menyediakan dana internal sekitar Rp 1 triliun dari posisi kasnya pada akhir September 2013 sebesar Rp 1,8 triliun. Untuk mencapai angka yang dibutuhkan, perusahaan saat ini tengah mencari pinjaman bank sebesar Rp 500-600 miliar dari beberapa bank dalam negeri.

Ruang untuk utang Semen Baturaja memang masih besar. Rasio utang jangka panjang terhadap ekuitasnya nyaris 0. Biaya bunganya nyaris tidak ada, sementara kinerja profitabilitasnya sangat baik. Marjin laba bersih Semen Baturaja mencapai 25,5%, artinya seperempat dari pendapatan perusahaan dapat dibagikan kepada pemegang sahamnya.
 
Di pasar modal, Semen Baturaja termasuk yang masih murah harganya, dengan rasio P/E 12x sementara P/E industri sudah 16x dan rasio PBV 1,4x dibandingkan PBV industri yang sudah 2,8x.