Thursday, January 16, 2014

Belanja TI 2014 Kuat, Erajaya Jadi Rekomendasi

Jakarta, 17 Januari 2014 - Lembaga riset International Data Corporation (IDC) memproyeksikan, total belanja Teknologi dan Informatika (TI) tahun ini bisa mencapai US$ 16,5 miliar, atau tumbuh 12,25% dari tahun lalu. Pendorong terbesar berasal dari belanja konsumer dan segmen perangkat keras. Sampai sekarang emiten-emiten barang konsumer berbasis TI belum mengeluarkan target pendapatan dan laba 2014.

Pada riset tersebut, belanja hardware pada tahun ini diproyeksi IDC mencapai US$ 14,34 miliar atau setara dengan 86,9% total belanja TI. Kinerja ini disusul belanja layanan TI (services) yang mencapai US$ 1,42 miliar atau setara dengan 8,6% dan belanja perangkat lunak (software) yang mencapai US$ 726 juta atau setara dengan 4,4%. Belanja tiga kategori TI tersebut, paling besar datang dari segmen konsumer, disusul segmen korporasi media dan komunikasi, segmen korporasi keuangan dan perbankan, serta segmen korporasi manufaktur.

Karena proyeksi ini maka AFN melihat kinerja emiten-emiten barang konsumen berbasis TI yaitu PT Erajaya Swasembada, Tbk (ERAA), PT Trikomsel Oke, Tbk (TRIO), PT Tiphone Mobile Indonesia, Tbk (TELE), dan PT Global Teleshop, Tbk (GLOB) bisa lebih baik dibandingkan tahun ini. Akan tetapi sampai saat ini keempat emiten ini belum juga mengeluarkan target pendapatan dan labanya.


Beberapa poin yang harus dicatat adalah:
1.    Erajaya akan meningkatkan penjualan telepon selular  (ponsel) merek sendiri dengan menggandeng perusahaan manufaktur asal Taiwan Foxconn Technology Co Ltd terkait rencana pembangunan pabrik telepon seluler dan TI di Indonesia.
2.    Erajaya juga menargetkan pengembangan gerai ritel baru sebanyak 120 gerai pada 2014, lebih tinggi daripada pembangunan yang terjadi pada tahun 2013 sebanyak 105 gerai.
3.    Untuk mendukung investasinya, Erajaya telah mendapatkan tambahan fasilitas kredit dari PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) sekitar Rp2 triliun. Selain Erajaya, Bank BCA juga memberikan tambahan kredit kepada delapan entitas anak lainnya sebagai modal kerja.
4.    Telesindo Shop menargetkan membangun 800 toko ritel baru sehingga jumlah toko ritel mencapai 1.000 unit pada 2014 untuk meningkatkan bisnis ritel handset.



Dari beberapa gerakan emiten serta melihat kepada harga di pasar, maka AFN merekomendasikan saham Erajaya untuk menjadi bagian portofolio karena beberapa alasan: (1) PER dan PBV masih relatif rendah karena perlu dibandingkan dengan saham-saham barang konsumen lainnya yang sudah di atas 20x untuk PER dan 3x untuk PBV; (2) likuiditas perdagangan baik sehingga meminimalkan risiko likuiditas; (3) strategi ke depannya cukup jelas yaitu memperkuat pasar dalam negeri dengan barang-barang yang juga diproduksi di dalam negeri.

Memang marjin laba bersih dan pertumbuhannya pada tahun 2013 ini lemah, namun diskon harga yang sampai lebih dari 50% juga sudah memperhitungkan hal itu.