Wednesday, June 25, 2014

Rencanakan Private Placement, Indoritel (DNET) Cari Fund Manager Asing

Jakarta, 26 Juni 2014 - PT Indoritel Makmur Internasional, Tbk. (DNET) akan melakukan private placement atau penerbitan saham baru tanpa hak memesan efek terlebih dahulu, dimana penggunaan dana direncanakan untuk ekspansi usaha. Private placement tersebut rencananya akan digunakan untuk ekspansi.

Ekspansi yang direncanakan kemungkinan dengan cara menambah kepemilikan saham pada entitas dan untuk menambah saham beredar di masyarakat.

Tercatat dalam perdagangan hari ini (Rabu, 25/6) saham DNET berada pada level Rp 755. Pergerakan sejak tiga bulan terakhir masih wajar dan tidak ada peningkatan signifikan pada likuiditas perdagangan.

Rumor yang beredar di pasar Indoritel akan melakukan private placement dengan investor asing akan dijadikan target untuk menyerap saham baru tersebut setelah Indoritel melakukan persiapan road show ke luar negeri.

Sebagai catatan, Indoritel sendiri sejak semester pertama 2013 lalu mengalihkan lini usahanya menjadi perusahaan ritel di bidang barang konsumer setelah sebelumnya sejak didirikan tahun 2000 bergerak dibidang teknologi informasi.

Indoritel tergabung dalam grup Salim yang 39,64% sahamnya dimilik melalui Hannawell Group dan 29,66% melalui Treasure East Investement Ltd dan Megah Eraraharja mempunyai 27,82%. Masayarakat hanya mempunyai 2,88% atau 408 juta lembar saham Indoritel.

Portofolio aset Indoritel sendiri didominasi oleh investasi kepada entitas anak usaha yaitu Indomaret (40%), PT Nippon Indosari Corpindo, Tbk atau ROTI (31,50%) dan PT Fast Food Indonesia , Tbk atau FAST (35,84%). Dari ketiga entitas asosiasi tersebut yang asetnya senilai Rp 6,95 triliun atau 95,97% dari asetnya tidak sepenuhnya dikendalikan oleh DNET dan ketiganya juga tidak dilaporkan sebagai konsolidasi pendapatan dalam laporan keuangan kuartal pertama ini.

Operator ritel modern Indomaret hanya dimiliki 40% oleh Indoritel sehingga Indoritel bukan merupakan saham pengendali, sementara Fast Food (FAST) yang merupakan pemegang kemitraan KFC di Indonesia dikendalikan oleh grup Gelael.

Sari Roti (ROTI) meskipun saham terbesarnya dikuasai oleh Indoritel sebesar 31,50%, namun pemegang saham Sari Roti lainnya seperti Bonlight, Pasco Shikizima dan Sojizt yang kemungkinan besar satu grup, sehingga pengendali bukan oleh DNET.

Dari rencana private palcement tersebut, akankah digunakan untuk menambah kepemilikan dari salah satu dari ketiga entitas DNET tersebut.

ASCEND melihat bahwa kemungkinan besar yang dilakukan Indoritel adalah menambah kepemilikan saham Indomaret kedalam portofolio Indoritel sehingga terkonsolidasi dalam pendapatan DNET.

ASCEND melihat kemungkinan kecil DNET akan menambah kepemilikan saham pada KFC yang dikendalikan oleh Grup Gelael, ataupun pada saham Sari Roti yang dikendalikan oleh perusahaan asal Jepang.

Di sisi lain, dengan private placement tersebut pula, ASCEND melihat merupakan upaya DNET untuk mendorong saham yang beredar di pasar bertambah untuk memenuhi regulasi Bursa Efek Indonesia, dimana saham beredar harus lebih dari 7,5% dari jumlah modal disetor dengan paling kurang 50 juta saham. Saat ini, saham DNET yang dipegang publik hanya sebesar 2,88% atau 408 juta lembar saham sehingga berpotensi delisting.