Monday, January 12, 2015

Dua BUMN Konstruksi Rights Issue, Wijaya Karya Tergeser

Jakarta, 13 Januari 2015 – Rights Issue yang dilakukan oleh PT Adhi Karya (Persero), Tbk (ADHI) dan PT Waskita Karya (Persero), Tbk (WSKT) berpotensi merubah kepemimpinan pasar konstruksi infrastruktur yang kini dipegang oleh PT Wijaya Karya (Persero), Tbk (WIKA). ASCEND melihat bahwa perubahan ini perlu disikapi oleh Wika secara hati-hati dan strategis.

Pemerintah dikabarkan berkomitmen menggelontorkan dana senilai Rp 12 triliun untuk rights issue tiga badan usaha milik negara (BUMN). Dari jumlah itu, Adhi Karya mendapatkan alokasi sekitar Rp 2 triliun. Berlandaskan inisiatif pemerintah tersebut, Adhi Karya merencanakan rights issue dengan total Rp 3,9 triliun.

Perusahaan kontraktor pelat merah Waskita Karya membidik dana segar dari publik hasil right issue sebesar Rp1,8 triliun.  Direktur Utama Waskita Karya Muhammad Choliq mengatakan rencana penerbitan saham baru (right issue) ditargetkan akan terealisasi pada Juni tahun ini. Targetnya dari pemerintah Rp3,5 triliun dan dari publik Rp1,8 triliun sehingga total Rp5,3 triliun.

Dengan rights issue baru ini maka Adhi Karya dan Waskita Karya akan menggeser posisi Wijaya Karya sebagai BUMN konstruksi infrastruktur terbesar baik secara aset maupun ekuitas. Sebelumnya Waskita Karya menduduki peringkat kedua dengan nilai ekuitas yang cukup jauh dibandingkan Wijaya Karya, sementara Adhi Karya mengikuti di belakang.
Pergeseran Kepemimpinan Pasar,
WIKA dan PTPP Private Placement 5%

Perubahan struktur kepemimpinan pasar ini berpotensi merugikan Wijaya Karya karena:

  1. Kepemimpinan pasar seringkali diapresiasi pasar lebih besar karena umumnya memiliki potensi lebih besar untuk menghimpun pasar yang lebih besar lagi;
  2. Proyek-proyek yang lebih besar dapat diserap oleh Adhi Karya dan Waskita Karya sehingga menjadi kompetitor langsung Wijaya Karya;


ASCEND merekomendasikan agar Wijaya Karya lebih stategis di dalam menghadapi persaingan baru ini dengan beberapa alternatif, yaitu:

  • Melakukan peningkatan modal melalui private placement 5% dengan mencari partner-partner strategis;
  • Meningkatkan komunikasi dengan pasar untuk mempertahankan apresiasi pasar dengan leverage sisi positif Wijaya Karya seperti profitabilitas tertinggi dan sebagainya;
  • Melihat kompetisi langsung dan baru ini menjadi motivasi penciptaan inovasi-inovasi baik dalam teknologi maupun model bisnis Wijaya Karya ke depannya sehingga secara strategis dapat kembali merebut posisi pertama di dalam industri konstruksi infrastruktur ini.