Sunday, March 23, 2014

BW Plantation Catat Penurunan Laba Karena Kenaikan Biaya Produksi dan Biaya Bunga Bersih



Jakarta, 24 Maret 2014 - PT BW Plantation, Tbk (BWPT) catatkan pertumbuhan pendapatan 21% tapi laba turun 37%. Penurunan laba dikarenakan kenaikan biaya pokok produksi, kenaikan beban bunga dan penurunan pendapatan bunga yang drastis.

Laba bersih BW Plantation terkontraksi sebesar 37% menjadi Rp 181,78 miliar atau Rp 40,66/ lembar saham, dari sebelumnya Rp 262,18 miliar atau Rp 64,71/ lembar saham.

Pendapatan naik 21% menjadi Rp 1,14 triliun dari sebelumnya Rp 944,27 miliar.  Kenaikan pendapatan

Kenaikan biaya pokok produksi cukup tinggi sehingga laba kotor perusahaan turun 5% menjadi Rp 541,20 miliar dari sebelumnya Rp 571,16 miliar. Kenaikan biaya ini terutama dikontribusi oleh kenaikan biaya depresiasi dan amortisasi yang mencapai 36,4% diikuti oleh kenaikan biaya langsung mencapai 23,5%.

Selain itu, kenaikan beban bunga yang mencapai 20% ke Rp 84,12 miliar serta penurunan pendapatan bunga sebesar 19% menjadi Rp 1,47 miliar, juga merupakan kontributor utama penurunan laba.

Kenaikan beban bunga disebabkan oleh kenaikan utang bank jangka panjang menjadi Rp 2,54 triliun dari sebelumya Rp 1,97 triliun. Kenaikan ini, walaupun cukup membebani laba seperti diindikasikan oleh rasio EBIT pada beban keuangan yang turun jadi 4,03x, tetapi tidak sampai pada level yang perlu diwaspadai. Rasio utang jangka panjang atas ekuitas masih di atas 1,00, yaitu 1,51x.

Penurunan pendapatan bunga disebabkan salah satunya oleh telah dicairkannya deposito berjangka sebesar Rp 25 miliar untuk peningkatan modal kerja lancar.

Ke depannya, BW Plantation membidik peningkatan produksi minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) sebesar 30% pada 2014, dibandingkan estimasi tahun ini sebanyak 160 ribu ton. Adapun luas lahan tertanam hingga kuartal III-2013 bertambah seluas 68 ha menjadi 39 ribu ha.

Perusahaan juga menargetkan kapasitas produksi CPO 2014 mencapai 210ton/jam. Saat ini BWPT tengah mempercepat penyelesaian pabrik baru berkapasitas 60ton/jam yang diharapkan segera beroperasi akhir 2013. Hingga kini, BWPT diperkuat 3 pabrik yang beroperasi di Kalimantan Tengah berkapasitas 135 ton/jam. Konsentrasi produksi akan difokuskan di Kalimantan Timur karena berdekatan dengan konsesi kebun inti seluas lebih dari 30,000ha. Ke depan perlu ada 1-2 pabrik baru untuk menerima pasokan TBS yang ditargetkan naik 25-30%.