Monday, December 1, 2014

Alam Sutera Melesat

Jakarta - 2 Desember 2014 - PT Alam Sutera Realty, Tbk (ASRI) pada penutupan pecan kemarin melesat sampai 7,69% ke Rp 560 disertai dengan volume tinggi, 5,1 juta lot. Ini karena Tri Ramadi, dikabarkan bergabung kembali dengan perseroan ini paska pengunduran diri Hungkang Suteja yang menggantikannya. Apalagi kabarnya The Ning King akan menggabungkan Alam Sutera dan Bekasi Fajar.

Pada perdagangan yang bervolume tinggi ini, broker Kresna Graha Securindo berkode KS trcatat membeli saham ASRI sampai 1,32 juta lot, sementara Panin Securities dan CIMB Securities tercatat paling banyak menjual.

Tri Ramadi, mantan direktur utama Alam Sutera sempat mengundurkan diri di awal 2014. Tri kemudian digantikan oleh Harianto Tirtohadiguno. Sejak pengunduran dirinya sampai dengan dikabarkan akan kembali, Tri tetap di dalam grup Argo Manunggal  sebagai presiden direktur PT Alfa Goldland Realty, salah satu anak perusahaan Alam Sutera.

The Ning King, pemimpin grup Argo Manunggal pemilik 51,8%  Alam Sutera dikabarkan akan menggabungkan perseroan dengan PT Bekasi Fajar Industrial Estate, Tbk (BEST) yang juga dimilikinya. Argo Manunggal memiliki Alam Sutera  melalui PT Manunggal Prime Development dan PT Tangerang Fajar Industrial Estate. Grup ini juga mengendalikan Bekasi Fajar  sebanyak 47,97% melalui PT Argo Manunggal Land Development.

Tahun depan, Alam Sutera optimis akan memperoleh pendapatan sebesar Rp 5,8 triliun dari proyek-proyek yang sekarang sedang dibangun yaitu Kota Mandiri Sutera Svarna di Pasar Kemis Tangerang dan beberapa proyek highrise (apartemen dan perkantoran) di Serpong dan Jakarta, serta Taman Budaya Garuda Wisnu Kencana di Bali.

Untuk mendukung pencapaian pendapatan itu, perseroan akan meningkatkan belanja modal sebanyak 47% sampai dengan Rp 2,2 triliun. Dana tersebut akan digunakan sebagian (50%) untuk membeli lahan di distrik Pasar Kemis dan Serpong, Tangerang. Sisanya adalah untuk membangun apartemen dan perkantoran di Serpong.

Perseroan telah mencatatkan penjualan marketing Rp 3,6 triliun sampai dengan September. Laporan keuangan Perseroan pemilik landbank 2.331 ha ini masih belum diterbitkan  karena sedang dilakukan proses audit eksternal, sehingga diharapkan laporan keuangan baru akan diterima Bursa pada 31 Desember 2014. Kebutuhan audit ini karena manajemen melihat adanya peluang untuk melakukan aksi korporasi ke depan.


ASCEND mengamati beberapa hal yang perlu diwaspadai oleh investor:

  • Belanja modal yang tidak sedikit, yaitu Rp 2,2 triliun atau sekitar 15% dari total aset perseroan harus dipenuhi melalui kombinasi utang dan penambahan ekuitas. Apalagi salah satu tujuan dari belanja modal tersebut adalah pengadaan lahan yang sifatnya jangka panjang. Penambahan modal HMETD adalah salah satu opsi terbaik perseroan yang 2/3 asetnya dibiayai oleh utang ini.
  • Penggabungan Alam Sutera dan Bekasi Fajar baik dari hal profitabilitas dan diversifikasi portofolio produk.  
  • Saat ini Bekasi Fajar memiliki PBV yang jauh lebih tinggi daripada Alam Sutera, yaitu 2,9x dibandingkan 2,0x. Harga yang cukup tinggi adalah hasil kenaikan 39% hanya dalam sebulan terakhir. Karenanya Alam Sutera perlu memperhitungkan kepentingan investor minoritas apabila penggabungan tersebut terjadi dan Alam Sutera harus membayar dengan harga pasar.  
Saham ASRI: 28 November 2014

Saham BEST: 28 November 2014