Tuesday, December 10, 2013

Pan Brothers Lipat Gandakan Modal untuk Ekspansi ke Ritel




Jakarta, 11 Desember 2013 - PT Pan Brothers Tbk (PBRX) berupaya memperbesar lini bisnis ritel guna mendongkrak margin laba. Dalam lima tahun ke depan, manajemen berharap, sektor ritel bisa menyumbang 15% dari total pendapatan. Untuk itu, perusahaan melaksanakan HMETD (rights issue).
AFN melihat dari arah ekspansi Pan Brothers ini, maka investor tidak akan rugi kalau menebus rightsnya. Industri tekstil ritel sedang berkembang, dan Indonesia termasuk yang memiliki populasi besar, daya beli untuk barang-barang konsumsi primer yang makin tinggi, serta perubahan tren busana yang menarik.

Tetapi yang belum diketahui adalah apakah ritel yang dituju perusahaan adalah ritel pasar ekspor atau ritel untuk pasar domestik. Bila untuk pasar ekspor, maka yang menjadi risiko adalah bahwa perusahaan belum memiliki jejak rekam (track record) yang jelas untuk masuk dengan sukses ke industri ritel. Industri ritel selalu merupakan tantangan yang cukup berat untuk perusahaan yang biasa bermain B-to-B (business to business).

Selama ini, Pan Brothers selalu mengandalkan bisnis manufaktur walaupun dengan marjin kecil, yaitu sekitar 3% saja. Padahal segmen ritel dapat menghasilkan marjin sekitar 20%.

Tahun depan, perusahaan akan mendirikan 10 shop in shop baru untuk memaksimalkan pemasaran. Saat ini, jumlah shop in shop PBRX sekitar 30 gerai. Tahun depan, PBRX akan memiliki 40 gerai shop in shop.

PT Apparelindo Mitra Andalan (AMA) merupakan anak usaha yang akan menjadi andalan perusahaan untuk mendongkrak sektor ritel. Kemarin, AMA baru saja mendatangkan dua merek aparel baru dari Thailand. Kedua merek itu adalah 'Greyhound' dan 'Flynow'. Ini merupakan salah satu langkah guna memperbesar lini bisnis ritel.

Sebelumnya, perusahaan telah menggandeng Mitsubishi Corporation untuk mendirikan anak usaha baru, yakni PT Eco Smart Garment Indonesia (ESGI). Dalam usaha patungan ini, perusahaan menggenggam 85% saham ESGI. Nantinya PT Eco Smart Garment Indonesia juga akan bergerak di sektor perdagangan tekstil, ekspor dan impor pakaian jadi. Dengan ekspansi ini, berharap pendapatannya bisa meningkat signifikan dalam lima tahun ke depan.

Mitsubishi Corporation adalah perusahaan berbasis di Tokyo Jepang yang memiliki lini bisnis tekstil yang terintegrasi dari hulu ke hilir. Di sektor hulu, Mitsubishi Corporation memiliki bisnis produksi serat sintetis hingga rayon. Sedangkan di sektor menengah hingga hilir Mitsubishi memproduksi benang, kain, hingga apparel.

Dalam tiga tahun mendatang, Pan Brothers menargetkan membangun 7 pabrik baru. Dari 7 pabrik yang direncanakan, 4 pabrik di antaranya ditargetkan dapat beroperasi secara komersial pada pertengahan tahun 2014. Dua pabrik lainnya direncanakan beroperasi pada pertengahan 2015, sementara yang 1 di tahun 2016.

Total investasi yang akan dibutuhkan mencapai US$ 60 juta. Kebutuhan dana ini rencananya akan dipenuhi dari penawaran umum terbatas (right issue) dengan target raupan dana Rp 1,02 triliun. Dari potensi dana tersebut, sekitar 60% akan dialokasikan untuk ekspansi.

Untuk meningkatkan daya saingnya, Pan Brothers juga tengah melakukan pembicaraan serius dengan sejumlah calon mitra usaha untuk membantu perusahaan menguasai hulu dan hilir sekaligus. Bentuk joint venture mungkin akan dipilih dalam kemitraan ke depan dan bertujuan supaya biaya produksi bisa lebih murah dan penjualan maksimal.

Rencana Rights Issue
Di dalam prospektus ringkasnya, Pan Brothers menawarkan 3,39 miliar lembar saham dengan harga Rp 300/ lembar. Total dana yang akan diterimanya adalah sekitar Rp 1,02 triliun. Penawaran saham ini akan membuat modal Pan Brothers langsung bertambah lebih dari dua kali lipat.

Setiap pemegang 10 saham lama berhak 11 rights yang tiap lembar rights-nya memberikan hak  kepada pemegangnya 1 saham baru. Pemegang saham yang tidak menukarkan haknya akan mengalami dilusi yang signifikan yaitu 52,38%.

Rencana penggunaan dana dari rights issue ini adalah 60% untuk peningkatan kapasitas produksi melalui anak perusahaan PT Eco Smart Garment Indonesia; 30% untuk investasi di sektor hulu dan hilir; dan 10% sisanya adalah untuk peningkatan modal kerja.

Periode perdagangan rights 10 – 16 Januari  2014, dimana hak akan diberikan kepada pemegang saham yang tercatat pada 8 Januari 2014.

Pada saat ini, harga saham PBRX adalah Rp 420, sudah turun dari harga tertingginya Rp 780 di akhir Mei tahun ini.