Thursday, June 27, 2013

ABM Investama Maksimalkan Potensi


ABM InvestamaABM Investama Tbk (ABMM) masuki usaha penyewaan alat-alat pertambangan. Keputusan yang menjadikan ABMM tidak lagi hanya perusahaan investasi melainkan 'fully-operating company' ini diambil untuk memaksimalkan potensi pendapatan, sekaligus mengefisienkan biaya. 


Penambahan kegiatan usaha ABM antara lain dilakukan melalui jasa penyewaan alat-alat berat pada 3 sektor, yaitu
•    Pillar, alat-alat berat berupa pompa, pontoon, pipa dan perlengkapannya untuk digunakan dalam rangka dewatering yang banyak dibutuhkan pada industri tambang
•    Peralatan eksplorasi,antara lain berupa Drill Rig yang biasa digunakan pada eksploitasi industri tambang.
•    Peralatan eksploitasi,  antara lain berupa Excavator, Haul Truck, Grader, Doser A, Doser B, Buldoser, dan Vibro Compactor yang biasa digunakan pada eksplorasi industri tambang.

Beberapa alasan dilakukannya penambahan ini adalah untuk:
1. Memaksimalkan pendapatan perusahaan melalui penyewaan alat yang masih di dalam kompetensi dan dukungan grup usaha.

2. Memanfaatkan PPN masukan yang telah dibayarkan ABMM atas berbagai pembelian barang dan/atau investasi. Bila ABMM tidak memiliki pendapatan sendiri, maka PPN masukan tersebut harus dijadikan biaya sehingga akan mengurangi laba.

3. Memanfaatkan aset pajak terutang (deferred tax asset) yang akan hilang dan mengurangi laba apabila ABMM tidak memiliki keuntungan yang berasal dari kegiatan operasionalnya sendiri.

AFN melihat bahwa penambahan kegiatan usaha ini baik , walaupun masih sangat terkait dengan industri tambang yang pada saat ini masih berfluktuasi. Dalam jangka panjang, AFN tetap melihat strategi perusahaan yang didukung oleh grup dan neraca keuangan yang solid ini akan dapat menghasilkan return yang seimbang.


Informasi ringkas tentang Penilaian Kelayakan:
Berdasarkan asumsi dan perhitungan, analisis kelayakan terhadap Rencana Transaksi adalah sebagai berikut:
  • NPV dengan tingkat diskonto sebesar 7,25%  lebih besar dari 0 dan positif.
  • Internal Rate of Return (IRR) lebih besar dari tingkat diskonto sebesar 7,25%.
  • Payback Period (PP) selama 4 tahun 0 bulan.
  • Profitability Index (PI)  lebih besar dari 1 (satu).

Alkindo Tambah Kapasitas Produksi

Alkindo Naratama (ALDO), perusahaan yang spesialisasi produksi tabung kertas dan kertas kemasan, targetkan penjualan tahun ini capai Rp 350 miliar dan laba bersih Rp 11,65 miliar atau naik lebih dari 25% dengan cara meningkatkan produksi jadi 30.000 ton. Selain itu ALDO juga siapkan Rp 20 miliar untuk perluasan pabrik.


Pertumbuhan ALDO


Sampai saat ini, ALDO memproduksi 28.000 ton atau sekitar 80% dari total kapasitas yang dimilikinya. Ke depannya ALDO akan tingkatkan utilitas pabriknya menjadi 100% sehingga dapat menjadi 30.000 ton/ tahun. Hingga semester I-2013 produksi kertas kemasan ALDO sudah mencapai separuh dari target, yaitu 15.000 ton.

Sementara pabrik yang akan dibangun direncanakan akan berdiri di atas lahan sekitar 3.000m2 dan membutuhkan dana sekitar Rp 20 miliar. Sampai dengan 31 Maret 2013, kas tercatat ALDO adalah Rp 77,36 miliar dan arus kas operasional tercatat Rp 9,79 miliar.

AFN melihat ekspansi ini meningkatkan daya tarik ALDO karena:
1. Permintaan atas produk pengemasan makin meningkat seiring dengan makin meningkatnya permintaan barang konsumsi.

2. ALDO fokus ke industri makanan dan minuman yang memang saat ini sedang sangat agresif dalam memperluas pangsa pasar dan memanfaatkan momentum pertumbuhan daya beli yang sangat baik.

3. Pertumbuhan pendapatan ALDO selalu disertai oleh pertumbuhan laba bersih, sehingga ekspansi ini berpotensi akan meningkatkan pula laba bersih dan nilai tambah bagi investor.

4. Arus kas ALDO dari operasional kuat, sehingga mendukung rencana ekspansi hanya dengan kas internal dan arus kas dari operasional.

Akan tetapi AFN juga melihat bahwa perusahaan harus membenahi diri terutama pada manajemen piutang dan utang usaha. Hari rata-rata piutang ALDO adalah 76 hari sementara hari rata-rata utang ALDO mencapai 65 hari. Hal ini membuat ALDO memiliki potensi kas yang tidak dapat dimanfaatkan secara optimal.


Pergerakan saham ALDO