Tuesday, January 20, 2015

HM Sampoerna Rencana Tambah Free Float


Jakarta, 20 Januari 2015 - PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk (HMSP), anak usaha Philip Morris International, tengah mengkaji penambahan jumlah saham yang beredar di publik (free float) minimal sebesar 5,68% untuk memenuhi ketentuan bursa minimal 7,5%. ASCEND melihat bahwa penambahan ini akan meningkatkan likuiditas di pasar sekaligus indikasi bahwa emiten ini mau tetap berada di dalam pasar modal.

HM Sampoerna adalah emiten dengan kapitalisasi ketiga terbesar di Bursa Efek Indonesia dengan nilai kapitalisasi mencapai Rp 295 triliun dan harga per saham yang mahal, Rp 67.350. Posisi kapitalisasi produsen rokok merek Dji Sam Soe dan A Mild ini hanya di bawah PT Bank Central Asia, Tbk (BBCA) dan PT Astra International, Tbk (ASII).

Peningkatan free float hingga 7,5% dapat dilakukan dengan penambahan saham baru maupun penjualan saham milik pemegang saham mayoritas, Philip Morris Indonesia. ASCEND berpendapat bahwa kemungkinan besar HMSP akan melakukan penjualan saham pemilik karena tidak adanya kebutuhan dana yang urgent. Dengan opsi ini maka akan ada penjualan sekitar 248,9 juta lembar yang dengan harganya sekarang berpotensi menghasilkan Rp 16,8 triliun bagi Philip Morris Indonesia.


Opsi lainnya adalah dengan melakukan penambahan saham baru, sementara Philip Morris tidak melakukan injeksi modal lagi. Dengan demikian, perusahaan akan mendapatkan dana segar sekitar Rp 18,16 triliun dari penjualan sekitar 269,07 juta lembar saham baru.

Potensi nilai tersebut dapat dioptimalisasi apabila sebelum melakukan peningkatan free float, emiten terlebih dulu melakukan stock split 1:8 atau 1:10 yang akan membawa harga sahamnya di bawah Rp 10.000, serupa dengan harga Astra.

Perusahaan yang dikuasai 98,18% oleh PT Philip Morris Indonesia, anak usaha dari raksasa rokok dunia, Philip Morris International ini mencatatkan pendapatan dan laba tahunan yang selalu meningkat. Sampai triwulan ketiga tahun 2014, emiten telah mencatatkan pendapatan Rp 59,61 triliun, naik 9% dari tahun sebelumnya di tengah banyaknya peraturan baru mengenai rokok dan iklan rokok. Laba pun meningkat menjadi Rp 7,66 triliun atau Rp 1.746/ saham, naik 1,44%.


ASCEND melihat aksi korporasi yang akan dilakukan oleh HM Sampoerna ini akan meningkatkan likuiditas di bursa efek, memberikan valuasi harga pasar yang lebih baik kepada saham HM Sampoerna, meningkatkan likuiditas (exit strategy) bagi para pemegang saham HM Sampoerna, serta menjadi indikasi bahwa perusahaan rokok ini beserta pemiliknya optimis dengan pasar di Indonesia, baik pasar rokok maupun pasar modalnya.