Wednesday, April 15, 2015

Pertumbuhan dan Profitabilitas Retail Bangunan di 2014 Baik

Jakarta, 16 April 2015 – Perusahaan-perusahaan retail bangunan mengalami pertumbuhan positif dengan kinerja profitabilitas yang yang terjaga. PT Catur Sentosa Adiprana, Tbk (CSAP), induk perusahaan dari brand Mitra10 dan Atria, mengalami pertumbuhan laba tertinggi didorong oleh pertumbuhan pendapatan dan peningkatan produktivitas aset-aset.

Pertumbuhan pendapatan Catur Sentosa terdua tertinggi di industrinya dengan tingkat 10,95%. Pendapatan Catur Sentosa tercatat Rp 7,14 triliun, yang sebagian besar masih ditopang oleh segmen distribusi yang menjadi tulang punggung Perseroan sejak awal. Sementara segmen retail yang akan menjadi ujung tombak pertumbuhan Perseroan mencatatkan pertumbuhan 18,5% menjadi Rp 1,82 triliun.

Walaupun hanya mencatatkan peringkat kedua pertumbuhan pendapatan, di bawah PT Ace Hardware Indonesia, Tbk (ACES), namun Catur Sentosa mencatat peringkat pertumbuhan pertumbuhan laba bersih. Sebagian faktor penunjang pertumbuhan dikontribusikan dari penjualan aset berupa tanah dan bangunan gudang yang sudah tak terpakai, yang pada gilirannya meningkatkan produktivitas aset. Laba Perseroan tercatat Rp 104,62 miliar atau naik 47,04% dibandingkan tahun sebelumnya.

Sementara itu pertumbuhan Ace Hardware, retail bangunan yang berkapitalisasi terbesar ini, mencapai 16,58% menjadi Rp 4,54 triliun. Seluruh produk yang dijual Ace Hardware turut mendukung pertumbuhan tersebut, dengan kontributor penjualan terbesar pada produk perbaikan rumah.

Laba bersih yang dicatatkan oleh Ace Hardware adalah Rp 554,77 miliar atau mencerminkan marjin laba bersih 12,2%, juga tertinggi di industrinya. Pilihan bisnis perseroan untuk bergerak di sektor retail membuat Ace Hardware memang akan mendapatkan marjin yang lebih tinggi daripada industrinya yang masih memiliki kombinasi yang cukup besar dengan segmen distribusi.

Sementara itu PT Kokoh Inti Arebama, Tbk (KOIN) mencatatkan pertumbuhan pendapatan 8,35% menjadi Rp 1,20 triliun dan laba bersih yang turun 27,81% menjadi Rp 26,48 miliar. Perseroan dengan kapitalisasi pasar terkecil di antara bertiga ini tidak memiliki utang jangka panjang sama sekali dan mampu menghasilkan imbal hasil atas ekuitas yang tinggi, yaitu 23,2%.


Di antara ketiganya, saham Catur Sentosa adalah yang paling undervalued melihat kepada rasio PER dan PBV, serta memiliki struktur permodalan yang paling banyak menggunakan utang.