Thursday, February 19, 2015

BTPN Dijual TPG, Harga akan Naik ke Rp 5.800

Jakarta, 20 Februari 2015 – PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional, Tbk (BTPN) naik 6,77% hari ini paska penjualan saham oleh TPG Nusantara S.a.r.l. ke Grup Sumitomo. Penjualan  tersebut dilakukan pada harga Rp 5.800/ lembar, jauh di atas harga pasar yang pada tanggal 17 Februari 2015 hanya Rp 4.060. Harga ini hanya sedikit di bawah rekor tertinggi BTPN di Rp 6.050 yang terjadi tahun 2013.

Sebelumnya Grup Sumitomo, lewat Sumitomo Mitsui Banking Corporation (SMBC) telah membeli saham-saham bank BTPN dari TPG Nusantara juga. Tahun 2013, SMBC membeli 1,42 miliar lembar atau sekitar 24,26%. Tahun 2014, SMBC kembali membeli sebanyak jumlah yang sama dan meningkatkan kepemilikannya menjadi 40%.

 Dengan pembelian terakhir melalui Summit Global Capital Management, B.V. ini,  Grup Sumitomo menetapkan posisinya sebagai pemegang saham mayoritas dengan kepemilikan 57,5% atau 3,36 miliar lembar saham.

Bank BTPN sejak menyentuh titik tertinggi di Rp 6.050 pada 6 Mei 2013 memang turun dan mendatar serta tidak pernah lagi melampaui level Rp 5.000 di harga penutupan. Karena itu pembelian Grup Sumitomo dengan harga di atas pasar diharapkan dapat mendorong optimisme investor untuk menuju harga pembelian tersebut.

Tahun ini, setelah sempat melemah di tahun 2014, Perseroan optimistis bisa mencetak kinerja yang gemilang pada tahun ini. Sepanjang tahun 2015, BTPN menargetkan pertumbuhan antara 15% hingga 17% dari 2014.

TPG Nusantara S.a.r.l mengakuisisi Bank BTPN pada tahun 2007 dari beberapa pemegang saham sebelumnya, yaitu PT Recapital Advisors, Fuad Hasan Masyhur, PT Danatama Makmur, dan PT Bakrie Capital Indonesia sebesar 675,98 juta atau 71,61%.


Bank BTPN sendiri pada akhir Desember  2014 mencatatkan kredit yang disalurkan mencapai Rp 49,44 triliun naik 6,9%, total asset Rp 71,89 triliun naik 3,2%, dana pihak ketiga Rp 50,60 triliun turun tipis. Laba bersih belum diaudit yang dicatatkan di Bank Indonesia mencapai Rp 1,81 triliun, turun 15,1%, karena penurunan bunga jadi Rp 11,72 triliun  dan pendapatan bunga bersih jadi Rp 6,57 triliun.