Monday, September 8, 2014

Krakatau Steel Masih Catatkan Penurunan Laba

Jakarta, 9 September 2014 – PT Krakatau Steel (Persero), Tbk masih terus catatkan penurunan laba walaupun berjuang untuk mendongkrak pendapatan lewat berbagai kerjasama dan investasi bersama. Kontrak-kontrak serta investasi yang dilaksanakannya belum mendorong peningkatan kinerja profitabilitas.

Beberapa perjanjian kerjasama dan investasi yang telah ditandatangani perusahaan pada tahun ini adalah perjanjian Joint Venture (JV) dengan Osaka Steel Co, Ltd yang bernama PT Krakatau Osaka Steel (KOS) dan perjanjian JV dengan Nippon Steel & Sumitomo Metal Corporation yang bernama PT Krakatau Nippon Steel Sumikin (KNSS). Kini, investor Korea juga sedang mengincar lahan Krakatau Steel yang berdekatan dengan pelabuhan.

Sementara beberapa proyek strategis yang sedang dikembangkan oleh perusahaan adalah pembangunan pabrik blast furnace dan revitalisasi pabrik besi spons yang diperkirakan selesai tahun 2015, revitalisasi pabrik baja slab yang konstruksinya selesai tahun 2013, serta pembangunan hot strip mill #2 yang targetnya selesai tahun 2017.

Selain itu ada juga beberapa proyek strategis yang direncanakan selesai dan beroperasi tahun ini yaitu Electric Resistance Welding #2, pembangunan pembangkit listrik tenaga gas dan uap, pengembangan jaringan pipa distribusi air, dan ekspansi kepelabuhanan.

Proyek-proyek strategis yang selesai tahun ini belum memiliki pengaruh langsung terhadap peningkatan pendapatan maupun efisiensi biaya. Hal ini nampak dari laporan keuangan semester 1 tahun 2014, di mana pendapatan perusahaan turun 18% menjadi USD 0,91 juta dari periode yang sama tahun 2013 sebesar USD 1,11 juta. Semester ini perusahaan juga mencatatkan rugi sebesar USD 0,09 juta dari sebelumnya laba USD 10.634.

Kerjasama yang belum diikuti penurunan kinerja ini membuat saham KRAS tertekan dalam periode-periode yang cukup panjang, bahkan setelah ada volume pembelian yang signifikan dan mendorong kenaikan. 


Sekilas tentang kerjasama tahun ini
Pertama, pada tanggal 26 Desember 2012 Perseroan telah menandatangani Perjanjian Pendirian  Perusahaan Patungan (“Joint Venture Agreement”) dengan Osaka Steel Co, Ltd. (“OSC”) yang bernama PT Krakatau Osaka Steel (KOS).
Pabrik KOS akan didirikan di Cilegon, Banten, dengan total modal disetor sebesar US$ 70 juta. OSC memiliki 80% kepemilikan KOS dan Perseroan memiliki 20%. Perkiraan kebutuhan investasi untuk pendirian fasilitas produksi sekitar US$ 220 juta yang akan didanai dari pinjaman dan ekuitas dengan struktur debt to equity ratio adalah sebesar 65%:35%.

Pada tahap awal setoran modal OSC dan Perseroan adalah sebesar US$ 31,5 juta. Bisnis utama KOS adalah memproduksi dan memasarkan produk baja profil (small section steel), baja tulangan (reinforcing bar steel) dan Flat bar. Kapasitas produksi mencapai 500 ribu metrik ton/tahun, dengan perkiraan mulai berproduksi pada akhir tahun 2016.

Untuk memperkuat posisi KOS di pasar baja untuk konstruksi, KOS bersama-sama dengan PT Krakatau Wajatama (“KWT”) salah satu anak perusahaan Perseroan, pada tanggal 3 September 2014, telah menandatangani Perjanjian Pembentukan Perusahaan Patungan yang bergerak di bidang distributorship dengan kepemilikan saham KOS sebesar 33% dan KWT sebesar 67%, dengan ketentuan bahwa Perjanjian tersebut baru akan berlaku efektif setelah KOS dan KWT mendapatkan persetujuan RUPS serta OSC telah mendapatkan persetujuan dari direksi OSC.

Kedua, PT Krakatau Steel (Persero) Tbk (“Perseroan”) bersama Nippon Steel & Sumitomo Metal Corporation (NSSMC) telah menandatangani perjanjian final pendirian usaha patungan PT Krakatau Nippon Steel Sumikin (KNSS) pada 11 Agustus 2014.

Pabrik KNSS akan didirikan di Cilegon, Banten, dengan modal disetor sebesar US$ 142 juta. NSSMC memiliki 80% kepemilikan KNSS dan Perseroan memiliki 20%. Perkiraan kebutuhan investasi untuk pendirian fasilitas produksi sekitar US$ 300 juta yang akan didanai dari pinjaman dan ekuitas.
Bisnis utama KNSS adalah memproduksi dan memasarkan produk-produk baja lembaran berupa annealed cold-rolled steel dan hot-dip galvanized steel untuk keperluan otomotif. Kapasitas produksi mencapai 480 ribu metric ton/tahun, dengan perkiraan mulai berproduksi pada pertengahan tahun 2017.

Pembentukan usaha patungan KNSS dilatarbelakangi optimisme NSSMC dan Perseroan bahwa pasar otomotif Indonesia akan terus tumbuh dan berkembang di masa mendatang sehingga kebutuhan industri otomotif terhadap baja anti-korosi dan baja berkekuatan tinggi turut meningkat.
KNSS akan mendirikan fasilitas produksi GAPL (Galvanizing and Annealing Processing Line) yang merupakan lini produksi yang menghasilkan produk baja berkualitas tinggi untuk kebutuhan industri otomotif termasuk baja untuk bagian luar mobil (outer panel) dan baja berkekuatan tinggi.


Ketiga, dua investor Korea yaitu Honam Petrochemical (Lotte Group) dan Pohang Iron and Steel Company (Posco) telah menyatakan tertarik dengan lahan Krakatau Steel yang memiliki pelabuhan Cigading di Cilegon dan tentu sangat menguntungkan bagi jalur ekspor impor mereka. Honam siap dengan investasi US$ 5 miliar untuk pabrik petrokimia di lahan seluas 55-60 ha. Sementara Pohang siap dengan investasi US$ 6 miliar untuk pabrik baja berkapasitas produksi 2-2,5 juta ton.