Monday, October 6, 2014

Asia Pacific Fibers Catatkan Utang Berbunga Tinggi

Jakarta, 6 Oktober 2014 – PT Asia Pacific Fibers, Tbk (POLY) mencatatkan utang baru US$ 117,8 juta dengan bunga yang cukup tinggi. Rasio utang terhadap aset berpotensi naik menjadi 3,93 kali dari 3,58 kali. Pinjaman baru tersebut berasal dari pemegang saham mayoritasnya, Damiano Investment BV, dan akan digunakan untuk ekspansi tahun ini.

Fasilitas US$117,8 juta itu terdiri atas pinjaman investasi sebesar US$ 17,8 juta dan utang modal kerja US$ 100 juta. Bunga yang dibebankan kreditur cukup tinggi yaitu 10%. Manajemen perusahaan mengaku bahwa pinjaman tersebut berbunga tinggi karena perusahaan tidak punya pilihan lain sebab sedang melakukan restrukturisasi utang dengan PT Perusahaan Pengelola Aset (PPA).

Perusahaan sudah mengajukan usulan baru atas restrukturisasi utang terjamin senilai US$ 280 juta kepada Kementerian Keuangan melalui Direktorat Jenderal Kekayaan Negara. Salah satu poin usulan tersebut adalah penerbitan obligasi wajib tukar atau mandatory convertible bond (MCB). Perusahaan berencana menerbitkan MCB senilai US$ 45 juta kepada kreditor utang terjamin dengan tenor 9 tahun.

Usulan ini belum dapat disetujui oleh Kementerian Keuangan karena emiten dianggap masih terkait dengan pemegang saham mayoritas lama, yaitu Grup Texmaco. Sedangkan grup Texmaco sendiri masih terlibat sengketa hukum dengan Kementerian Keuangan, PPA, dan PT Bank Negara Indonesia, Tbk (BBNI) terkait perjanjian restrukturisasi utang.

Karena proses restrukturisasi utang yang belum jelas ini maka Asia Pacific terkendala dalam mencari pendanaan eksternal. Padahal dana tersebut dibutuhkan perusahaan untuk membangun pabrik baru di Kendal, Jawa Tengah, senilai investasi US$ 92 juta. Pabrik baru tersebut akan memproduksi bahan baku untuk membuat benang. Selama ini pabrik perusahaan di Kendal mendapatkan pasokan bahan baku dari pabrik di Karawang sebanyak 150 ton per hari. Dengan adanya pabrik baru ini, perusahaan akan mampu menghemat distribusi pengiriman bahan baku.

Dengan tingkat bunga yang relatif tinggi untuk pinjaman berdenominasi dollar ini, maka perusahaan berpotensi meningkatkan rasio utangnya menjadi 3,93 kali. Rasio EBITDA berbanding beban keuangan menjadi 0,41 kali dari 0,01 kali. Artinya risiko investasi menjadi lebih tinggi daripada sebelumnya.

Pada semester ini perusahaan mencatatkan penurunan pendapatan sebesar 11% menjadi US$ 263.19 juta. Perusahaan juga masih mencatatkan rugi bersih sebesar US$ 25,19 juta.  Kerugian bertubi-tubi telah menyebabkan ekuitasnya defisit cukup besar yaitu US$ 853,09 juta. 

Arus kas operasional juga merupakan indikator yang perlu diwaspadai. Perusahaan mencatatkan arus kas dari aktivitas operasional yang turun signifikan menjadi hanya US$ 1,50 juta dari sebelumnya US$ 207,91 juta.