Tuesday, July 16, 2013

Ace Hardware Buka Gerai Baru


Di dalam keterbukaannya kepada bursa hari ini, Ace Hardware Indonesia, Tbk (ACES) mengumumkan pembukaan gerai ke-83 di kota Bandung. ACES mentargetkan pada tahun ini akan membuka sekitar 15 gerai di seluruh Indonesia. Dengan demikian maka pada tahun ini ACES telah membuka 7 gerai baru setelah Summarecon Mall, Bekasi dan Jambi.


Gerai yang baru ini berlokasi di Bandung dan merupakan gerai kelima di kota Bandung. Luas gerai terbaru ini adalah 1.400m2.

Di dalam public expose terdahulu, perusahaan telah menyatakan akan membuka minimum 15 gerai baru dengan luas tambahan 30.000 m2. Sementara anak perusahaan, Toys Kingdom, akan membuka 5 gerai baru dengan luas tambahan 5.000 m2. Di tahun 2012, ACES telah membuka 23 gerai baru dengan tambahan 52.000 m2, dan Toys Kingdom 6 gerai baru dengan luas tambahan 5.000m2.

Pencapaian Same Store Growth (SSG) yang merupakan cerminan dari berupa pertumbuhan gerai-gerai tanpa memperhitungkan gerai-gerai baru adalah 11% di 2012.


Perusahaan yang memiliki kegiatan usaha penjualan ritel barang-barang kebutuhan rumah tangga dan lifestyle ini pada kuartal I/2013 membukukan kenaikan pendapatan 23,73% dari Rp709,5 miliar menjadi Rp877,88 miliar.

Namun, laba bersih perseroan pada tiga bulan pertama tahun ini menyusut 2,82% menjadi Rp 90,18 miliar dari periode yang sama tahun lalu Rp 92,8 miliar. Turunnya laba perseroan akibat meningkatnya beban pokok dari Rp372,42 miliar menjadi Rp460,53 miliar.

AFN melihat pertumbuhan ACES ini masih didukung oleh trend lifestyle konsumen di Indonesia serta kehati-hatian perusahaan di dalam pembukaan cabang-cabang baru. Selain itu, dukungan product support serta supply yang cukup dari induk perusahaan merupakan salah satu yang membuat perusahaan ini akan tetap solid pada jangka panjang.

Exploitasi Energi Cari Pendanaan Rp 1,8 T

Exploitasi Energi Indonesia, Tbk (CNKO), perusahaan yang bergerak bidang pertambangan, pengolahan dan perdagangan batubara di Kalimantan Selatan, mencari pendanaan  sebesar Rp 1,8 triliun. Rencananya pendanaan tersebut akan berupa utang untuk proyek pembangunan pembangkit tenaga listrik. Jumlah tersebut setara dengan 70% investasi yang mencapai Rp 2,5 triliun atau US$ 260 juta.

 Pembangkit listrik tersebut berlokasi di Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah dan direncanakan akan dimulai pembangunannya pada pertengahan 2014. Dengan kapasitas 2x65 MW, listrik ini akan dijual kepada Perusahaan Listrik Negara (PLN).

Perusahaan juga berencana mengoperasikan PLTU Rengat (2x7MW) dan PLTU Tembilahan (2x7MW) di Riau, pada kuartal 3 tahun 2014. Selain itu perusahaan juga tengah mengembangkan tambang batubara di konsesi miliknya yang terletak di Kalimantan seluas 400 ha. Rencananya, tambang itu akan berproduksi 48 juta ton.

AFN melihat bahwa keputusan mencari pendanaan eksternal bersifat utang bagi CNKO adalah cukup aman karena:
1. Tingkat leverage CNKO masih di bawah rata-rata. Rasio total liabilitas terhadap ekuitas CNKO masih di bawah 1, sementara rasio lancar masih 2,8x.

2. CNKO memiliki business model yang menarik, dimana perusahaan tidak hanya menambang batubara dan mencari pembeli di luar dan dalam negeri. CNKO menciptakan pasar batubara bagi dirinya sendiri dengan membangun pembangkit listrik yang akan menyerap produksi batubaranya. Dengan pertimbangan bahwa konsumsi energi di Indonesia masih sangat rendah, dan sebagian besar listrik akan dibangkitkan dengan batubara, maka model ini diperkirakan akan berlangsung efektif dalam jangka panjang.

Akan tetapi AFN ingin memberikan rambu-rambu bahwa CNKO merupakan perusahaan yang masih dalam tahap eksploitasi awal batubara dan juga dalam tahap pengembangan pembangkit listrik. Masih akan banyak catatan kerugian dan kebutuhan pendanaan yang masif dalam jangka pendek dan menengah.
Pergerakan harga saham CNKO