Wednesday, April 2, 2014

MNC Group Catatkan Pertumbuhan Pendapatan, Tapi Kinerja Laba Buruk



Jakarta, 3 April 2014 – Perusahaan-perusahaan terbuka yang berada di dalam PT MNC Investama, Tbk (BHIT) membukukan pertumbuhan pendapatan. Akan tetapi banyak yang mengalami  kerugian yang cukup dalam, seperti PT MNC Sky Vision, Tbk (MSKY).
 MNC Investama sendiri membukukan pertumbuhan pendapatan 17,82% menjadi Rp 11,53 triliun. Tapi perseroan membukukan rugi bersih Rp 343,70 miliar. Selain karena beban bunga yang cukup tinggi yaitu Rp 311,41 miliar, perseroan juga terpukul oleh kerugian kurs mata uang asing sampai dengan Rp 1,55 triliun.
 
Anak usaha MNC Investama yang bergerak di bidang media, PT Global Mediacom, Tbk (BMTR) telah mencatatkan pertumbuhan pendapatan 12,26% menjadi Rp 10,02 triliun. Global Mediacom memang adalah penyumbang terbesar holdingnya. Namun Global Mediacom masih mencatatkan laba Rp 620,40 miliar.

Kedua anak usaha Global Mediacom yang sahamnya dimiliki publik, yaitu PT Media Nusantara Citra, Tbk (MNCN) dan PT MNC Sky Vision, Tbk (MSKY) sama-sama mencatatkan pertumbuhan pendapatan. MNCN tumbuh 4,1% sementara MSKY tumbuh tertinggi, yaitu 26,17%.

Sayangnya, MSKY malah mencatatkan kerugian yang sangat besar, yaitu Rp 68,94 miliar. Sebabnya adalah kenaikan beban pokok pendapatan sampai 39% atau lebih besar daripada pertumbuhan pendapatan, kerugian atas pelunasan obligasi yang dijamin sebesar Rp 154,7 miliar, serta kerugian kursa mata uang asing yang mencapai Rp 635,99 miliar.

Anak usaha MNC Investama yang bergerak di manajemen aset, yaitu PT MNC Kapital Indonesia, Tbk (BCAP) mencatatkan pertumbuhan moderat, 8,59%. BCAP masih mencatatkan laba bersih, tetapi bila dibandingkan dengan kinerja tahun 2012, maka laba itu turun sampai 96,36% ke Rp 4,13 miliar.

Sementara itu perusahaan publik milik MNC Investama yang bergerak di bidang transport, yaitu PT Indonesia Air Transport, Tbk (IATA) mencatatkan penurunan pendapatan 2% menjadi US$ 28,25 juta atau sekitar Rp 310,78 miliar. Rugi bersih dicatatkan sebesar US$ 2,38 juta, lebih kecil daripada tahun 2012 sebesar US$ 3,03 juta.

Media Nusantara Citra pada tahun 2013 adalah kontributor terbesar pendapatan, sekaligus anak usaha berkinerja terbaik di dalam Grup MNC yang dikuasai Hari Tanoesoedibjo ini.

Temas Masih Catat Laba Walaupun Turun



 
Jakarta, 2 April 2014 – PT Pelayaran Tempuran Emas, Tbk (TMAS) masih mencatatkan laba Rp 70,45 miliar atau Rp 61,74 per lembar. Angka ini turun 41% dibandingkan tahun 2012. Padahal pendapatan Temas naik 27% menjadi Rp 1,38 triliun.
Penurunan laba signifikan ini disebabkan oleh kenaikan beban bongkar muat dan beberapa beban jasa serta  beban bunga yang cukup tinggi

Kenaikan beban bongkar muat yang cukup tinggi sampai 44,93% menjadi Rp 421.85 miliar. Beban ini juga merupakan beban terbesar dari Temas, yaitu mencapai lebih dari 30% pendapatan. Selain bongkar muat, beberapa beban jasa lainnya juga membukukan kenaikan sebagaimana dapat dilihat pada tabel di bawah.
Sementara beban bunga naik sampai 40% menjadi Rp 89,41 miliar dari sebelumnya Rp 64,08 miliar sebagai konsekuensi dari kenaikan utang bank jangka pendek serta utang sewa pembiayaan. Utang bank jangka pendek naik menjadi Rp 81,63 miliar dari sebelumnya Rp 50,38 miliar. Sementara utang sewa pembiayaan naik menjadi Rp 109,92 miliar dari sebelumnya Rp 37,26 miliar.

Pada tanggal 25 Maret 2014, Temas telah mengirimkan surat permohonan kepada PT Temas Lestari untuk Pinjaman Subordinasi (pinjaman tanpa bunga dari Pemegang Saham) dengan plafon Rp 28 miliar yang akan digunakan untuk investasi depo di Surabaya. PT Temas Lestari adalah pemilik 87,78% perseroan.

Temas adalah perusahaan penyedia jasa kontainer pelabuhan dengan pelabuhan utama di Jakarta dan Surabaya. Beberapa komoditi yang diangkut adalah barang-barang kebutuhan pokok seperti beras, gula, semen dan lainnya.