Tuesday, June 25, 2013

BTPN Akuisisi Bank Sahabat

Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk (BTPN) mengakuisisi Bank Sahabat Purba Danarta (Bank Sahabat) dengan rencana mengkonversi Bank Sahabat menjadi bank umum syariah yang fokus pada mass market.  BTPN rencananya akan menguasai Bank Sahabat hingga 70% melalui penerbitan saham baru Bank Sahabat di mana BTPN akan membelinya.

Total dana yang telah disiapkan untuk penguasaan 70% Bank Sahabat adalah sebanyak-banyaknya Rp 600 miliar. Sumber dana BTPN adalah dari kas internal yang pada akhir Maret 2013 tercatat Rp 916,5 miliar. Padahal BTPN juga baru menerbitkan obligasi pada awal Juni sebanyak Rp 1 triliun untuk ekspansi perusahaan.



AFN melihat bahwa akuisisi ini mengkuatirkan untuk jangka waktu yang belum dapat ditentukan karena:
1. Bank Sahabat tidak memiliki basis konsumen yang kuat yang dapat dijadikan landasan bank berfokus mass market.

2. Bank Sahabat tidak memiliki  sistem perbankan berdasarkan prinsip-prinsip syariah yang dibutuhkan untuk dikembangkan oleh BTPN, dan karenanya semuanya harus mulai dari 0. Rencana BTPN adalah untuk men-spin off unit usaha bank syariahnya dan merger dengan Bank Sahabat.

3. Harga Rp 600 miliar sangat tinggi untuk bank beraset kecil dengan pertumbuhan rendah dan rugi bersih.

Artinya BTPN harus berusaha keras untuk menjadikan Bank Sahabat ini dapat menambah nilai bagi investor BTPN. Usaha keras ini dapat berarti menginvestasikan banyak tenaga dan dana untuk penguatan sistem, penguatan SDM, penguatan pasar, dan penguatan produk.

Beberapa hal positif dari akuisisi ini adalah bahwa Bank Sahabat tidak memiliki masalah di dalam neraca, dan Bank Sahabat memang sudah menyasar pangsa UKM yang juga merupakan pangsa BTPN. 

Kelihatannya pasar pun meragukan transaksi ini sehingga mendiskon saham BTPN:


Profil Bank Sahabat:
 Bank Sahabat didirikan di Semarang pada 7 Maret 1991 dengan modal dasar dan modal ditempatkan Rp 10 miliar. Pendirinya adalah Djoenaedi Joesoef (99%), Kwik Kian Gie (0,1%), dan Frederik Bernard George Tumbuan (0,1%). Pada Agustus 2008 PT Triputra Persada Rahmat masuk sebagai pemegang saham baru sekaligus meningkatkan modal dasar menjadi Rp 100 miliar, sehingga komposisi kepemilikannya sekarang adalah Triputra (95%), Yayasan Purba Danarta (5%) berdasarkan Bank Sahabat 2013.


No comments:

Post a Comment