Wednesday, July 24, 2013

Resource Alam Bukukan Kinerja Positif

Kinerja KKGI: 1H2013 berbanding 1H2012
Resource Alam Indonesia, Tbk (KKGI), perusahaan tambang batubara yang memiliki tambang di dalam dan sekitar kota Samarinda, Kalimantan Tengah, melaporkan penurunan pendapatan dan laba bersih, akan tetapi masih berada pada angka yang positif. Selain itu, arus kas dari aktivitas operasional makin besar penurunan beban royalti dan beban usaha.

Pendapatan tercatat US$ 102,41 juta, turun 7,3% dibandingkan periode yang sama tahun 2012. Sementara laba bersih tercatat US$ 10,79 juta, atau turun 34%. Namun yang menarik arus kas dari aktivitas operasional naik 59,8% menjadi US$ 14,57 juta akibat penurunan biaya royalti dari US$ 13,7 juta menjadi hanya US$ 10,6 juta serta biaya usaha yang turun dari US$ 13,5juta menjadi hanya US$ 7,77 juta.

KKGI memproduksi dan menjual batubara berkalori tinggi dan bersulfur rendah, antara 5.200 - 6.400 kal/kg. Di tengah tertekannya harga batubara dunia, batubara jenis ini merupakan yang paling tertekan. Sementara batubara kalori rendah saat ini masih dicari karena masifnya kebutuhan pembangkit listrik baik domestik maupun di berbagai negara berkembang seperti China dan India.

KKGI: peta lokasi tambang perusahaan
AFN memiliki ekspektasi bahwa harga batubara tidak akan membaik sampai tahun 2014, dan akan lebih lama untuk batubara berkalori tinggi. Hal ini disebabkan karena 2 hal, yaitu pertama, pasokan yang masih besar baik dari China maupun Australia.  Kedua, kendala yang membesar pada aspek distribusi. China mulai menerapkan batasan impor atas batubara, India memiliki kendala distribusi batubara ke pengguna akhir. Sementara penjualan ke daerah-daerah di Indonesia mungkin akan sulit karena kurangnya infrastruktur.

Namun demikian, kebutuhan akan batubara berkalori tinggi tetap ada di tengah makin sadarnya masyarakat ekonomi tentang kebutuhan untuk menjaga lingkungan.  Ini membuat KKGI secara jangka panjang akan tetap memiliki pasar.



Sampai bulan Juni 2013, perusahaan telah melakukan Eksplorasi bor dangkal di sub blok Handil Bakti dengan biaya US$ 1,26 juta yang dilakukan oleh anak perusahaan, PT Insani Baraperkasa. Rencananya eksplorasi akan dilakukan terus juga pada blok Loajanan dan blok Separi.

No comments:

Post a Comment