Friday, September 20, 2013

Pertumbuhan SILO Lebih Baik daripada SRAJ,Industri Rumah Sakit Menarik

Jakarta, 19 September 2013 - PT Siloam International Hospitals, Tbk (SILO) secara fundamental lebih baik daripada PT Sejahteraraya Anugrahraya, Tbk (SRAJ). Secara lebih luas, industri rumah sakit/ kesehatan di Indonesia akan makin menarik.

Siloam membukukan pertumbuhan 42% di tahun 2012, dan potensi pertumbuhannya pada tahun ini melihat dari kinerja sampai bulan Aprilnya adalah 47%. Sedangkan Sejahteraraya membukukan pertumbuhan 16,1% di tahun 2012, dan tahun ini mungkin tercatat 13,5%.

Walaupun dari sisi pertumbuhan lebih baik, akan tetapi SILO dan SRAJ bersaing dalam hal kinerja profitabilitas. Marjin laba kotor SILO 25% sementara SRAJ 46,5%. Marjin laba bersih SILO 2,8% sementara SRAJ 2,4%. Tetapi imbal hasil atas ekuitas SILO lebih besar yaitu 25,7% (sebelum IPO), sementara SRAJ yang sudah lebih dulu IPO hanya 0,7%.


Rasio liabilitas terhadap ekuitas SILO memang lebih tinggi yaitu 7,07x dibandingkan SRAJ yang hanya 0,89x. Akan tetapi setelah disesuaikan dengan dana IPO yang diterima yaitu sekitar Rp 1,46 triliun, maka rasio kedua perusahaan tersebut menjadi sebanding.

Di luar dari kinerja yang telah terjadi, maka AFN melihat bahwa industri rumah sakit ke depannya akan menjadi menarik. Indonesia memiliki statistik kesehatan terendah dibandingkan negara-negara tetangganya. Masih banyak penduduk Indonesia yang belum tersentuh oleh jasa rumah sakit, dan tingkat kepercayaan atas rumah sakit memang masih rendah.

Karena itu rumah sakit-rumah sakit seperti Siloam dan Mayapada mulai membentuk brand equity yang kuat dari sisi kualitas pelayanan. Bertolak dari brand equity tersebut, mereka membentuk cabang-cabang dengan nama/ brand yang sama untuk meningkatkan kepercayaan penduduk atas rumah sakit.

Model bisnis rumah sakit yang seperti ini adalah yang makin terlihat berkembang di Indonesia, seperti RSIA Hermina, RSIA Bunda, RS Pondok Indah, Siloam Hospital, Mayapada Hospital dan sebagainya.

Apalagi terlihat dari riset WHO berikut ini bahwa pengeluaran untuk kesehatan makin lama makin tinggi didukung oleh makin matangnya industri asuransi di Indonesia, serta makin baiknya tingkat pendidikan di Indonesia.

No comments:

Post a Comment