Tuesday, January 28, 2014

Bursa Indonesia Fluktuatif Digerakkan oleh Asing?


Jakarta, 29 Januari 2014 - Bursa Indonesia tercatat sebagai bursa paling fluktuatif di Asia Pasifik, terutama paska stimulus ketiga the Fed yang menyebabkan investor asing masuk ke negara berkembang seperti Indonesia, apakah  hal itu didorong oleh asing?

Volatilitas yang tinggi terjadi sejak awal tahun kemarin tersebut, bahkan fluktuasi bursa Indonesia merupakan yang tertinggi dibandingkan dengan bursa Asia dan Wall Street sekalipun, bahkan telah menggeser bursa Nikkei yang sebelumnya dikenal pasar dengan kapitalisasi besar yang paling fluktiatif.

Bursa Efek Indonesia sendiri mencapai level tertingginya pada 21 Mei 2013 lalu pada level 5.251,30 poin dan level terendahnya sejak setahun terakhir pada 28 Agustus 2013 lalu pada level 3.837,74 poin.

Terlihat spread atau perbedaan level terendah dan level tertinggi hingga 1.413 poin menunjukkan fluktuasi bursa Indonesia sangat tinggi.

Sebagai ukuran fluktuasi, AFN menggunakan alat ukur standar deviasi atau simpagan baku yang menunjukkan semakin besar nilainya maka semakin besar pergerakan fluktuasinya.

Ditunjukan dalam tabel, dimana standar deviasi menunjukkan rata-rata prosentase perubahan (kenaikan/penurunan) perdagangan bursa setiap hari dan pada bursa Indonesia tercatat  sebesar 1,46%, bahkan LQ 45 tercatat sebesar 1,83% atau merupakan yang tertinggi diantara bursa regional.

AFN melihat, dari parameter tersebut mencerminkan tingkat risiko dimana nilai deviasi atau simpangannya semakin tinggi tetapi juga potensi return maupun risikonya.

Setelah program quantitative easing ketiga the Fed berjalan, sehingga likuiditas di pasar keuangan dan pasar modal global tinggi, bursa efek Indonesia menjadi bursa yang paling fluktuatif diantara bursa utama Asia dan bursa Wall Street.

Sebelum Mei 2013 lalu, tercatat bursa Nikkei jepang yang mempunya pergerakan fluktuasi paling tinggi  diantara bursa-bursa dengan kapitalisasi pasar terbesar di dunia, namun sekarang (28/1) hal tesebut dilampaui bursa Indonesia, hal ini menunjukkan faktor risiko bursa Indonesia lebih tinggi.

Bahkan, Wall Street sendiri tercatat pada kisaran 0.6% dengan indeks utamanya Dow Jones mempunyai deviasi sebesar 0,62% dan S&P 500 sebesar 0,64%.

Net sell/buy asing dalam jumlah signifikan
AFN melihat, salah satu penyebab pergerakan pergerakan Bursa Indonesia yang sangat fluktuatif dibandingkan pasar modal negara lain adalah  masuknya investor asing dengan jumlah modal yang besar terutama saat program stimulus the Fed yang memberikan likuiditas ke pasar hingga US$ 85 miliar per bulan.

Investor asing tersebut yang umumnya hedge fund masuk ke pasar emerging market yang berpotensi memberikan return yang lebih tinggi dari pada ke pasar modal Amerika Serikat, termasuk diantaranya masuk ke Amerika

Terlebih lagi jika diperhatikan lebih cermat, pergerakan Bursa Indonesia selama ini cenderung digerakan oleh investor asing dimana saat hot money dari asing masuk akan diikuti oleh kenaikan pasar saham dan saat hot money tersebut keluar akan diikuti dengan melemahnya bursa Indonesia.

Sejak awal Januari 2014 ini, bursa Indonesia kembali menunjukkan reli didorong masuknya asing dengan ditujukan pembelian bersih investor asing yang mencapai  Rp 2,71 triliun.

Dilihat dari data transaksi harian net sell atau net buy asing dalam jumlah yang signifikan, pergerakan IHSG linier terhadap aksi investor asing tersebut.  Jika asing melakukan net sell, IHSG akan turun dan hal tersebut terjadi pada sebaliknya.

Dari transaksi signifikan pembelian atau penjualan bersih asing  sejak Mei 2013 menunjukkan dalam 24 kali dari tercatat 29 transaksi asing dimana net sell/buy asing lebih dari Rp 500 miliar, dimana asing melakukan net buy dalam jumlah lebih dari Rp 500 miliar, maka IHSG akan bergerak naik, atau pula sebaliknya dan hanya tercatat sebanyak 5 kali transaksi net buy asing dalam jumlah signifikan tetapi IHSG bergerak turun atau sebaliknya.

No comments:

Post a Comment