Monday, November 17, 2014

Harga Emas Turun, Antam Terimbas

Jakarta, 18 November 2014 - Penurunan harga emas yang sudah mencapai 2% pada tahun ini belum cukup untuk memikat pembeli kembali ke pasar Bullion dengan permintaan global yang terus jatuh pada kuartal ketiga, menurut World Gold Council (WGC). Penurunan ini jelas dampaknya bagi PT Aneka Tambang (Persero) Tbk (ANTM) yang harga sahamnya sudah 72% dibandingkan akhir Juli tahun ini.

Kontrak Emas Des 2014, CNBC
Permintaan untuk emas tergelincir 2% pada tahun ini menjadi 929 ton pada periode Juli sampai dengan September. Laporan tren permintaan emas terbaru dari WGC menunjukkan tingkat terendah sejak kuartal keempat di tahun 2009. Hal ini sebanding dengan 964 ton pada kuartal April sampai dengan Juni, yang menandai adanya penurunan sebanyak 16% pada tahun itu.

Spot emas mencapai US$1.325 pada awal kuartal ketiga, namun turun hampir 9 persen selama periode tiga bulan terakhir pada $ 1.208. Terakhir diperdagangkan di US$1.160. Nafsu akan emas telah menurun dalam beberapa bulan terakhir karena adanya kenaikan minat di pasar ekuitas global.

Permintaan perhiasan global melemah 4% di tahun ini menjadi 534 ton karena konsumen Cina yang menahan pembeliannya. Permintaan perhiasan Cina sendiri turun 39% menjadi 147 ton. Penurunan dapat terbantu oleh kenaikan permintaan dari India sebesar 183 atau naik 60% di tahun ini karena perbaikan kepercayaan rakyat terhadap pemerintahan baru yang dipimpin oleh Perdana Menteri Narendra Modi dan peningkatan kuat dalam membeli menjelang musim festival. Perhiasan tetap komponen terbesar dari permintaan emas, yang mewakili lebih dari setengah dari semua permintaan.

Analis memperkirakan turunnya minat dalam emas ini juga karena penguatan dolar AS. Indeks US Dolar telah naik 8% sejak awal Juli setelah The Fed mengumumkan akan menghentikan program pembelian obligasinya. Dengan naiknya suku bunga US, investor lebih berminat untuk memegang US Dollar ketimbang Euro atau Yen Jepang. Sementara itu, pembelian oleh bank sentral hanya 93 ton, 9% lebih rendah dari periode yang sama tahun lalu.

Penurunan yang mungkin akan terjadi dalam jangka waktu cukup lama ini berdampak signifikan terhadap Antam. Antam mencatatkan penjualan emas sebesar Rp. 2,79 triliun pada kuartal 3 tahun ini, sebuah penurunan sebesar 37,79% dari tahun 2013 yang berjumlah Rp. 3.85 triliun.

Penurunan ini berdampak pula kepada penurunan pada total penjualan sampai 34% menjadi Rp 5,81 triliun dibandingkan Rp 8,81 triliun di tahun 2013. Apalagi emas adalah kontributor utama dari pendapatan Antam, yang diikuti oleh feronikel. Pada gilirannya, Antam mencatatkan rugi bersih sebesar Rp 563.91 miliar dibandingkan tahun sebelumnya yang mencatat laba Rp 347,99 miliar.











Harga saham Antam sejak Juli tahun ini turun signifikan sampai ke level Rp 930 dari Rp 1.275, yang mencerminkan penurunan fundamental sejak awal tahun ini serta tekanan yang terjadi di pasar emas global. 




No comments:

Post a Comment