Thursday, August 1, 2013

Industri Semen Masih Menarik

Jakarta, 1 Agustus 2013 - Ketiga perusahaan semen nasional mencatatkan kinerja yang menarik pada semester I-2013 ini, sehingga Danareksa memberikan rekomendasi Buy untuk Semen Indonesia dan Holcim Indonesia, serta Hold untuk Indocement Tunggal Prakarsa. Sementara itu volume penjualan semen nasional (industri) tumbuh 7,5% menjadi 27,83 juta ton dibanding periode sebelumnya yang tercatat sebesar  25,89 juta ton.

Semen Indonesia, Tbk (SMGR) mencatatkan pertumbuhan pendapatan yang paling tinggi, yaitu 31,9% dibandingkan Indocement Tunggal Prakarsa, Tbk (INTP) dan Holcim Indonesia, Tbk (SMCB) yang masing-masing mencatat 8,8% dan 6,9%. Hal ini dikarenakan Pabrik Tuban IV dan Tonasa V sudah beroperasi membuat total volume penjualan semen tercatat 12,23 juta ton atau meningkat 18,3% dibanding periode yang sama tahun lalu sebesar 10,32 juta ton. Penjualan semen Indonesia terdiri atas penjualan dalam negeri sebesar 12,14 juta ton (meningkat 18,0%) dan penjualan ekspor sebesar 0,09 juta ton (meningkat 170%).

Dari sisi marjin SMGR hanya kalah dengan Indocement. Marjin laba kotor dan laba bersih SMGR tercatat 45,1% dan 22,6%. Sementara marjin INTP 47,4% dan 27,2%. Biaya bahan bakar dan tenaga kerja yang meningkat pada tahun ini terimbangi dengan harga batubara yang tetap rendah. 

Sementara itu Holcim Indonesia membukukan marjin yang terendah, yaitu 35% pada marjin laba kotor dan 10,4% pada marjin laba bersih. Namun marjin laba sebelum pajak, bunga dan depresiasi (EBITDA) adalah yang tertinggi yaitu 81,5%. Hal ini dikarenakan beban keuangan serta beban penyusutan yang lebih tinggi terhadap pendapatan.

Penjualan semen nasional yang tumbuh 7,5% menguntungkan bagi ketiga pemain besar nasional ini. Tetapi yang paling diuntungkan menurut AFN adalah Semen Indonesia karena telah meningkatkan kapasitas produksinya lebih dulu. Semen Indonesia juga sedang membangun proyek brownfield dengan kapasitas 3 juta ton dan sebuah proyek greenfield. Sebaliknya Holcim masih menunggu selesainya peningkatan kapasitas di tengah tahun 2014. Indocement juga agak ketinggalan dengan peningkatan kapasitasnya di mana kini perusahaan baru akan masuk ke proyek brownfield 4,4 juta ton dan beberapa proyek greenfield berkapasitas 2,5 juta ton. 

Tidak heran Danareksa memberikan target harga yang lebih tinggi daripada harga penutupan sekarang untuk ketiga perusahaan semen ini.

Tapi AFN memberikan beberapa pertimbangan berikut ini:




No comments:

Post a Comment