Tuesday, December 3, 2013

BUDI Teruskan Ekspansi di Tengah Kerugian Bersih

Jakarta, 4 Desember 2013- PT Budi Starch & Sweetener, Tbk (BUDI) menyampaikan rencana ekspansi di di tengah penurunan pendapatan dan kerugian bersih. AFN melihat bahwa rencana ekspansi ini harus diikuti dengan rencana strategis pemasaran yang dapat mendorong laba bersih jadi positif.

Perusahaan yang dahulu bernama PT Budi Acid Jaya Tbk ini menjual tepung tapioka dan sweetener. Sementara produk asam sitratnya dihentikan sejak bulan Maret 2013 karena tidak dapat bersaing dengan produk Cina.  Budi menjual 97%  produknya ke pasar domestik.

Di tahun 2014, ekspansi yang akan direalisasikan oleh perusahaan adalah produksi glukose, sorbitol, dan maltodexterine di Lampung sebesar 72.000 ton, fruktose di Jawa Timur sebesar 72.000 ton, frukose di anak perusahaan sebesar 21.600 ton dan pabrik tapioka di Makasar sebesar 30.000 ton.

Sebelumnya Budi telah melakukan ekspansi di pabrik tapioka Madiun sebesar 30.000 ton per tahun dan glukose di Jawa Tengah  sebesar 36.000 ton per tahun.

Budi juga pada tahun ini telah melakukan pembelian kembali saham sebesar Rp 3,47 miliar dengan harga rata-rata Rp 2.061. Rencananya saham yang dibeli akan sebanyak-banyaknnya 5% dari jumlah modal ditempatkan. Harga saham Budi meloncat dari sekitar Rp 95 menjadi Rp 130.

Sampai dengan triwulan III – 2013, pendapatan perusahaan turun 2,1%. Penurunan ini bukan hanya terjadi dalam 1 tahun ini melainkan sudah sejak tahun 2011. Kerugian bersih memang baru dialami pada tahun ini. Padahal, tahun ini laba kotor dan laba usaha naik. Hal ini disebabkan oleh kerugian selisih kurs karena adanya utang bank jangka panjang dalam mata uang dolar AS.

Sementara itu, arus kas operasional naik jadi Rp 83,9 miliar dari sebelumnya Rp 51,88 miliar. Ini menunjukkan kemampuan perusahaan untuk bertahan, ber-ekspansi, dan membayar kewajibannya.

AFN melihat bahwa pasar Budi memang masih besar, mengingat produk-produk yang membutuhkan starch dan sweetener semakin digemari di kalangan konsumen, terutama untuk makanan dan minuman jadi.

Walaupun demikian, AFN merekomendasikan agar Budi merambah pasar-pasar baru yang dapat meningkatkan harga jualnya, misalnya ke pasar-pasar yang akan membayar dengan mata uang yang sama, atau mengkonversi mata uang pelaporannya, tergantung kepada yang mana yang berdampak lebih besar. Dengan demikian, Budi dapat menahan laju penurunan laba/rugi bersihnya.

No comments:

Post a Comment