Sunday, December 21, 2014

Perusahaan Properti mulai Merambah ke Kawasan Timur

Jakarta, 22 Desember 2014 – Beberapa perusahaan terkait property sudah menyatakan niat untuk merambah kawasan-kawasan yang dulu kurang diminati karena kurangnya infrastruktur yang memadai, terutama infrastruktur transportasi. Fokus dan kemauan pemerintah yang besar di dalam infrastruktur telah menambah energy baru kepada perusahaan-perusahaan ini untuk ekspansi secara geografis.

PT Siloam International Hospitals Tbk (SILO) telah membuka rumah sakit baru di Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT). Dengan rumah sakit baru ini, total rumah sakit yang dimiliki Siloam kini mencapai 19 jaringan. Rumah sakit baru ini menelan dana investasi sebesar Rp 350 miliar. Tahun depan,  Siloam akan membangun 6 – 8 rumah sakit lagi. Perseroan menyiapkan dana hingga US$ 140 juta untuk ekspansi tersebut.

PT Ciputra Development Tbk (CTRA) memperluas ekspansi ke Jayapura, Papua. Kawasan residensial yang akan dibangun Ciputra seluas 40 ha dengan nilai investasi sekitar Rp 200 miliar. Sasaran perseroan adalah masyarakat menengah ke atas.

PT Summarecon Agung Tbk juga mengincar Sumatra, Kalimantan dan Sulawesi sebagai tambahan dari Bandung dan Yogyakarta. Jika bisa mendapat lahan di dalam kota, Summarecon ingin membangun kawasan terpadu (mixed-use). Kalau lahannya ada di pinggir kota dan cukup luas, maka direncanakan akan membangun kota terpadu (township). Saat ini Summarecon masih memiliki cadangan lahan alias landbank sekitar 1.200 hektare (ha), semuanya di area Jawa.

Belanja modal emiten konstruksi diberitakan melonjak. PT PP  (Persero), Tbk (PTPP) meningkatkan belanja modalnya sampai 286% menjadi Rp 1,8 triliun. PT Waskita Karya, Tbk (WSKT) merencanakan capex Rp 1,5 triliun atau naik 75% dibandingkan 2014. PT Wijaya Karya, Tbk (WIKA) juga meningkatkan capexnya sampai 1,7 triliun. Semua untuk mendorong pendapatan yang berpotensi akan berlipat ganda sebagai konsekuensi dari fokus pemerintah terhadap pembangunan infrastruktur di berbagai kawasan.

ASCEND melihat langkah-langkah ini juga akan diikuti oleh perusahaan-perusahaan property lainnya. Seiring dengan pertumbuhan infrastruktur di kawasan-kawasan yang sebelumnya kurang diminati, risiko investasi property di area-area ini menjadi berkurang, potensi laku menjadi lebih tinggi, dan pembangunan.

Indeks property paska penguatan Rupiah dan pernyataan The Fed tentang penahanan peningkatan suku bunga, menjadi indeks yang menguat paling signifikan dibandingkan indeks-indeks sektoral lainnya. Sektor ini juga sudah naik 5 tahun berturut-turut dan mencatatkan kenaikan paling signifikan selama 5 tahun ini, sampai dengan 148%.


Mungkin tahun ini adalah waktu yang tepat untuk melonggarkan property di portofolio sambil menunggu kelanjutan dari pembangunan proyek-proyek property di berbagai kawasan di Indonesia. 

Indeks Properti: Pergerakan

No comments:

Post a Comment