Sunday, December 21, 2014

Tahun 2015 Bisa Jadi Menentang Semua Prinsip Rotasi Sektor

Jakarta, 22 Desember 2014 –Rotasi Sektor (Sector Rotation) adalah istilah bagi pola perdagangan di pasar modal, yang biasanya digunakan sebagai acuan manajer investasi untuk mencari laba melalui penentuan waktu yang tepat di dalam siklus ekonomi. Di akhir tahun ini, walaupun ekonomi banyak menunjukkan gejala kontraksi, tapi kelihatannya tahun 2015 pasar modal akan diwarnai dengan kejutan kenaikan sektor-sektor yang biasa naik pada periode ekspansi.
Sumber: www.marketoracle.co.uk

Rotasi sektor biasanya berlangsung selama kira-kira 4 tahun sampai mencapai siklus penuh. Dalam periode ekspansi, kita akan melihat harga-harga saham dan komoditi yang meningkat, inflasi naik, suku bunga turun, harga obligasi turun. Di sisi lain, periode kontraksi akan memunculkan penurunan PDB, penurunan harga property, inflasi turun, dan harga obligasi naik.

Selama 2010 – 2014, inilah yang terjadi:
  • Pertumbuhan PDB (harga berlaku) melemah dari 15,1% di 2011 menjadi 10,2% tahun ini;
  • Inflasi naik ke 8,38% di 2013 namun kini tertekan di 6% dengan sedikit peningkatan karena kebijakan pengurangan subsidi BBM;
  • Suku bunga acuan dinaikkan ke 7,75% untuk mengatasi inflasi
  • Indeks harga saham gabungan memecahkan rekor tertinggi terus namun dengan momentum yang terus melemah;
  • Indeks harga obligasi turun di 2013, namun mencatat rekor tertinggi tahun ini;
  • Harga-harga property terus naik walaupun dengan tingkat kenaikan yang melemah;
  • Harga minyak terus turun karena situasi dunia;
  • Harga komoditi juga turun ke level 2011.


Dari sini dapat disimpulkan bahwa kita kini berada di periode awal kontraksi dan tahun 2015 mestinya menjadi periode akhir kontraksi di mana yang akan mendapatkan laba adalah sektor-sektor finansial dan konsumen yang bersifat siklikal, seperti mobil dan rumah.

Namun bila dilihat dari indeks sektoral, maka tampak bahwa tahun 2014 adalah tahun yang terang bagi sektor property, keuangan, infrastruktur, dan konsumen. Semua sektor ini adalah sektor-sektor yang biasanya bersinar dalam periode kontraksi akhir.

Mungkin Indonesia memiliki siklus ekonominya sendiri yang lebih lama daripada 4 tahun, mengingat sejak tahun 2010 hanya sektor pertambangan yang negative, dan itu dikarenakan pengaruh dari luar negeri.

Mungkin juga ada beberapa faktor yang memberikan variasi dari pola yang umum tersebut, seperti penundaan pengurangan BBM subsidi yang seharusnya telah dilaksanakan 3-4 tahun yang lalu, perbaikan dan peningkatan penyerapan anggaran Negara pada proyek-proyek yang memiliki multiplier effect tinggi, serta ekonomi dunia yang kini tidak lagi bergerak dengan langkah yang seiring.


Apapun alasannya, tahun 2015 seharusnya menjadi tahun yang menarik sekaligus tahun yang sulit untuk menentukan apakah kinerja portofolio manajer investasi akan sebaik tahun ini. 




No comments:

Post a Comment