Thursday, January 23, 2014

BFI Finance Terbitkan Obligasi, Memanfaatkan Ruang Leverage Rendah dan Potensi Pertumbuhan Besar



Jakarta, 24 Januari 2014 - PT BFI Finance Indonesia Tbk (BFIN), perusahaan pembiayaan yang fokus ke barang konsumen berbasis otomotif,  akan menerbitkan obligasi berkelanjutan Rp 2,5 triliun. Saat ini perusahaan mencatat liabilitas jangka panjang Rp 1,45 triliun dengan total ekuitas Rp 3,27 triliun. Ruang leverage dan potensi pertumbuhan perusahaan masih cukup besar untuk menopang kebutuhan obligasi ini.

Untuk tahap pertama, perusahaan akan menerbitkan sebanyak-banyaknya Rp 500 miliar dalam tiga seri. Seri A berjangka waktu 370 hari (1 tahun) dan akan jatuh tempo 2015. Seri B bertenor 2 tahun dan akan habis masa berlakunya pada 2016. Terakhir, seri C yang berjangka waktu 3 tahun dan jatuh tempo 2017.

Obligasi ini ditawarkan dengan nilai 100% dari jumlah pokok obligasi. PT Fitch Ratings Indonesia memberikan peringkat A+ pada obligasi BFIN ini. Ada empat penjamin pelaksana emisi yang ditunjuk. Mereka adalah PT Danareksa Sekuritas, PT Indo Premier Securities, PT Trimegah Securities Tbk, dan PT Kresna Graha Sekurindo Tbk.

Berdasarkan jadwal sementara, masa penawaran awal (bookbuilding) akan dilaksanakan 29 Januari 2014 hingga 17 Februari 2014. Manajemen berharap sudah bisa mengantongi pernyataan efektif pada 27 Februari 2014.

Pertumbuhan perusahaan cukup tinggi yaitu 21,80% menjadi Rp 1,39 triliun dengan pertumbuhan laba bersih hanya 9,9% sampai dengan triwulan III 2014.
 
AFN melihat bahwa BFI Finance perlu menerbitkan obligasi ini karena:
1. Likuiditas tahun 2014 akan ketat karena bank-bank dan investor menunggu keputusan The Fed akan tapering off waktu jika inflasi AS mencapai 2,5% dengan pengangguran mencapai 6,5%. Saat ini inflasi AS sebesar 1,4% dengan angka pengangguran 7,2%. Selain itu Bank Indonesia juga mengeluarkan kebijakan-kebijakan yang makin memperketat likuiditas perbankan lagi.

2. Pertumbuhan BFI Finance selama ini cukup tinggi sehingga diperlukan modal untuk mendorong pertumbuhan ini.

3. Biasanya menjelang pemilu, pertumbuhan barang-barang konsumen meningkat dan uang banyak beredar di pasar. Ini akan mendorong pertumbuhan yang potensial bagi perusahaan-perusahaan pembiayaan barang-barang konsumen seperti BFI Finance.

Akan tetapi AFN juga melihat bahwa pembatasan impor barang-barang konsumsi dapat menjadi hambatan bagi pertumbuhan BFI Finance ke depannya.

No comments:

Post a Comment